Jayapura, Jubi – Sekretaris Uskup Agung Merauke, Pastor John Kandam mengatakan kondisi Kepi, Kabupaten Mappi, Provinsi Papua Selatan sejak Kamis (15/12/2022) sudah kembali kondusif. Pasca bentrok antara warga yang terjadi pada Rabu (14/12/2022), para tokoh agama, tua-tua adat, dan TNI/Polri mendamaikan dua kelompok masyarakat yang bertikai.
“Situasi sudah kondusif sejak kemarin. Tokoh agama, tua-tua adat, TNI, Polri, dan pejabat pemerintah setempat langsung turun menyelesaikan dan mendamaikan dua kelompok yang bertikai,” kata Pater John Kandam saat dihubungi Jubi melalui panggilan telepon pada, Jumat (16/12/2022).
Menurutnya, bentrok antar warga itu bermula saat salah satu kelompok warga yang mendapat proyek pengerjaan jalan melakukan penutupan jalan yang sedang dikerjakan, agar tidak dilewati. Akan tetapi, ada sekelompok warga lain yang dalam pengaruh minuman beralkohol mencoba melawan, sehingga terjadi pertikaian di antara mereka.
“Saat pertikaian terjadi, ada satu anggota TNI yang mencoba melerai kedua kelompok tersebut. Namun [anggota TNI itu] malah terluka setelah disabet parang,” ujar Pater John Kandam.
Setelah itu, polisi datang ke lokasi bentrokan, dan melepas tebakan peringatan ke udara, namun hal itu tidak diindahkan. Pater John Kandam menyebut ada warga yang terkena tembakan di bagian paha dan betis. Warga yang terkena tembakan adalah Wilem Samogoi, Basilius Kaitok, Ferdinandus Boi, Moses Erro, Sabinus Sadap, Yohanes Sadap, Kaspar Kanakaimu, dan Jimi Pasim. Ada pula warga yang terluka karena sabetan senjata tajam saat bentrok.
“Warga ada yang kena sabetan parang, dan ada yang kena tembak. Korban dari Kepolisian kami belum dapat laporan. Seluruh korban sudah mendapat penanganan medis di RSUD Mappi,” jelasnya.
Pastor John Kandam menegaskan proses mediasi sudah dilakukan. Nantinya, setelah para korban sembuh, baru akan ada proses pemeriksaan di kepolisian.
“Miras itu pemicu masalah. Kepada umat saya minta agar jaga emosi serta berusaha untuk selalu berdamai kalau ada persoalan,” tegasnya.
Pastor Kandam mengajak seluruh masyarakat Papua menyambut Natal dengan damai, serta mempersiapkan diri dengan mengaku dosa agar ada pengampunan dan penjernihan hati. “Imbauan itu berlaku untuk seluruh umat di seluruh Papua. Mari persiapkan Natal dengan damai,” katanya. (*)