Jayapura, Jubi – Koordinator Petisi Rakyat Papua Sekretariat Bersama Ternate atau PRP Sekber Ternate, Ronaldo Kinho, menyatakan Pemerintah Indonesia perlu membuka ruang dialog damai dengan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat atau TPNPB. Dialog damai ini penting guna mencari solusi atas konflik yang terus terjadi di Tanah Papua.
Kinho menyatakan konflik yang berkepanjangan yang terjadi antara Pemerintah Indonesia, dalam hal ini TNI-Polisi, dengan TPNPB dikarenakan akar persoalan di Papua belum terselesaikan. Berdasarkan riset dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia atau LIPI terdapat empat akar permasalahan di Papua, yakni kegagalan pembangunan, marjinalisasi dan diskriminasi orang asli Papua, kekerasan negara dan tuduhan pelanggaran HAM, serta sejarah dan status politik wilayah Papua.
“Karena kita bicara soal problem Papua itu historis kekerasan akar konflik tidak terlepas dari sejarah kemerdekaan Papua. Kita mau akar konflik segera diselesaikan supaya tidak terjadi kekerasan ke kemanusian lagi di Papua,” kata Kinho saat dihubungi Jubi, pada Jumat (12/5/2023).
Kinho menyatakan kebijakan otonomi khusus, pemekaran provinsi baru, serta berbagai regulasi kebijakan tidak bisa menyelesaikan problem atau akar permasalahan di Papua. Menurut Kinho, permasalah itu hanya dapat diselesaikan melalui perundingan atau dialog damai.
“Perlu ada dialog damai hadirkan dua kubu yang bertikai Pemerintah Indonesia dalam hal ini TNI-Polri dan TPNPB,” ujarnya.
Kinho menyatakan apabila Pemerintah Indonesia bisa melakukan dialog dengan Gerakan Aceh Merdeka di Helsinki, Finlandia pada 2005, maka seharusnya hal yang sama juga bisa dilakukan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat. Kinho menyatakan dialog damai itu harus dimediatori oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa.
“Kita mau akar konflik segera diselesaikan supaya kekerasan kemanusian berakhir di Papua,” pungkasnya. (*)