Jayapura, Jubi – Penyakit kanker pembunuh nomor tiga setelah stroke dan jantung. Karena itu, kita harus mengatahui tentang penyakit kanker dan faktor apa saja yang menyebabkan kanker bisa ada di dalam tubuh. Kemudian bila sudah terjangkit bagaimana cara mengobatinya dengan tanaman herbal.
Demikian disampaikan Naufal Dwiki Alamandira, kepala cabang Yayasan Pencegahan Kanker Nusantara (YPKN) di Jayapura saat memberikan penyuluhan tentangpenyakit kanker kepada karyawan dan calon reporter Jubi di kantor redaksi Jubi di Waena, Jayapura, Jumat (12/1/2024).
Naufal mengatakan kanker muncul sebagai akibat dari penumpukan sel-sel yang telah rusak dan tidak bisa diperbaiki. Kanker menyebar dengan cara menyerang dan menembus dinding pembuluh darah, lalu bergerak ke jaringan sekitarnya dan membentuk tumor baru.
“Dengan kata lain, sel kanker dapat berjalan melalui aliran darah ke lokasi lain di dalam tubuh kita,” ujarnya.
Kanker, kata Naufal, dapat terjadi karena, pertama kgenetik atau keturunan. Apabila ada silsilah keluarga yang terkena kanker ataupun tumor, seperti ayah, ibu, kakek, dan nenek maka akan diturunkan ke generasi selanjutnya, yaitu anak dan cucu. “Persentase yang diturunkan yaitu 80 persen,” katanya.
Kedua, faktor kimia dan fisika. Kimia adalah polusi udara yang ada di sekitar kita, seperti asap pabrik, asap kendaraan bermotor, dan asap yang paling dekat dengan kita, yaitu asap rokok, baik perokok aktif maupun pasif, sama-sama beresiko terkena kanker.
Sedangkan fisika adalah radiasi gelombong yang berada di sekitar kita. Contohnya radiasi handphone. “Misalnya, bila kita menelepon lebih dari 30 menit maka telinga kita akan terasa panas, itu akibat dari radiasi handphone kita,” ujarnya.
Bisa dibayangkan, kata Naufal, jika dalam sehari kita menelepon lebih dari 30 menit maka lima sampai sepuluh tahun ke depan beresiko terkena kanker otak.
Naufal juga menambahkan Bila menggunakan handphone sambil dicas maka radiasinya 1.000 kali lipat dari handphone biasanya. “Kebiasaan kita menaruh handphone pada saku baju dan celana pun dapat terkena paparan radiasi dari handphone,” katanya.
Selanjutnya penyebab kanker adalah makanan dan minuman yang mengandung karsinogen. Pertama adalah formalin seperti makanan instan seperti mi instan dan minuman berkaleng. Kedua, boraks seperti bakso dan MSG atau micin, yaitu penyedap rasa seperti Sasa, Ajinomoto, dan Royko.
“Berikutnya pengolahan dan penyajian makanan yang salah, kebanyakan dari kita memasak nasi menggunakan rice cooker dan dikasih tinggal sampai 24 jam. Walaupun tidak basi, nasi yang menguning sudah terdapat jamur Rhizopus oligosporus, apabila kita terus mengkonsumsi maka kita akan terinfeksi kanker hati,” katanya.
Selanjutnya, kata Naufal, adalah penggunaan minyak jelantah atau minyak goreng sisa. Minyak jelanta adalah pengulangan penggunaan minyak sebanyak tiga kali penggorengan. Biasanya dijumpai pada penjual gorengan.
“Minyak yang sudah digunakan sebanyak tiga kali itu sudah terpapar radikal bebas, apabila terus dikonsumsi maka kita akan beresiko terkena kanker,” ujarnya.
Jenis-jenis kanker, kata Naufal, adalah kanker prostat, kanker serviks, dan kanker payudara. Kanker prostat rentan pada laki-laki, kanker serviks pada wanita, dan kanker payudara bisa terkena pada laki-laki dan wanita.
Herbal penyembuh kanker
Menurut Naufal ada tiga tanaman herbal yang bisa dimanfaatkan untuk menolong proses penyembuhan penyakit kanker. Ketiga tanaman itu adalah temulawak, keladi tikus, dan temu putih. “Ketiganya mengandung zat Ribosome Inactivating Protein atau RIP,” katanya.
Tanaman temulawak mengandung 30 persen zat RIP anti kanker. Cara meramunya juga harus tepat, yaitu bagian tengah dari temulawak, seperti bagian tengah dari wortel, yang diambil. Kemudian dipotong-potong dan dijemur dengan catatan tidak langsung terpapar sinar matahari. Setelah kering lalu dihaluskan.
“Cara menyeduhnya gunakan 250 cc air hangat lalu seduh satu sendok teh temulawak bubuk, dikonsumsi selama satu tahun berturut-turut. Manfaat dari konsumsi temulawak ini adalah untuk mencegah kita dari penyakit kanker, lima sampai sepuluh tahun ke depannya,” ujarnya.
Tanaman keladi tikus mengandung 50 persen RIP. Cara meramunya agak lebih hati-hati, yaitu daun dan batangnya direndam selama 24 jam untuk menetralisir racun. Kemudian dikeringkan tanpa harus terkena sinar matahari langsung, setelah itu dihaluskan. Cara mengonsumsinya sama dengan temulawak, yaitu diseduh seperti minum teh. Ramuan ini diminum selama enam bulan berturut-turut.
Tanaman temu putih mengandung 95 persen RIP. Cara meramunya sama dengan temulawak. Cara mengonsumsinya juga sama menggunakan 250 cc air dan satu sendok teh bubuk temu putih, lalu diminum selama tiga bulan berturut-turut.
“Catatan penting ketiga tanaman herbal ini pada saat dikonsumsi, tidak boleh menggunakan tambahan apapun seperti gula atau madu,” kata Naufal. (*)
Discussion about this post