Manokwari, Jubi- Hutan mangrove yang khas secara ekologis memiliki lingkungan fisik yang hanya bisa ditumbuhi oleh pohon-pohon mangrove dan tidak bisa ditumbuhi oleh pohon jenis lain.
Lingkungan fisik yang dimaksud adalah selalu tergenang oleh pasang surut air laut, airnya mengandung kadar garam, tanah berlumpur dan miskin oksigen.
Atas kondisi lingkungan yang ekstrim itu, pohon-pohon mangrove memiliki kemampuan adaptasi yang baik untuk membentuk ekosistem. Selain pasang surut air laut, terdapat sungai-sungai yang mengalir dari daratan membelah hutan dan bermuara di laut.
“Adanya sungai-sungai ini tentu mendukung kesuburan ekologis di kawasan bakau, sebab aliran sungai selalu membawa nutrisi dari daratan ke laut dan tersedia bagi makrofauna yang hidup di lingkungan mangrove,” kata Semuel S. Erari Dosen Pendidikan Biologi, FKIP Universitas, Papua Jumat (26/8/2023).
Di sana hiduplah Tambelo, sumber protein yang biasa dimanfaatkan oleh masyarakat Waropen. Tambelo adalah hewan lunak yang berbentuk seperti cacing, ia hidup di dalam batang pohon mangrove yang tumbang, atau ditebang lalu terendam air sungai atau pasang surut air laut dalam kurun waktu yang lama, Meskipun tambelo memiliki bentuk seperti cacing, namun secara ilmiah tambelo kelompokkan ke dalam kelompok moluska (hewan lunak red).
“Tambelo sangat berperan dalam proses penguraian pohon mangrove yang membusuk,” ucapnya
Berikut adalah klasifikasi ilmiah dari tambelo:
Kerajaan : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Bivalvia
Ordo : Myida
Famili : Teredinidae
Genus : Bactronophorus
Spesies : B. Thoracites
Berdasarkan klasifikasi ilmiah, maka tambelo bukanlah cacing, tetapi dia tergolong ke dalam kelompok kerang. Sebagaimana manfaat kerang sebagai makanan bergizi, maka Tambelo juga memiliki potensi sebagai makanan tradisional yang kaya akan manfaat.
“Masyarakat Waropen di Selat Saireri memiliki kebiasaan untuk mencari tambelo sebagai makanan tradisional, mengkonsumsi tambelo secara mentah-mentah,” tuturnya
Dia menyebut masyarakat Waropen percaya, Tambelo adalah makanan yang sulit untuk ditemukan. sehingga siapa yang menemukan pasti memiliki kebahagiaan tersendiri dan sangat bangga mengkonsumsinya.
Masyarakat Waropen juga percaya bahwa dengan mengkonsumsi Tambelo mentah-mentah, membuat tubuh terasa bugar, sehat dan kuat dalam melaksanakan pekerjaan berat setiap hari.
“Tambelo didapatkan dengan cara mengambil batang pohon mangrove yang terendam air, lalu dibelah menggunakan kapak. Tambelo diambil dan diletakan pada baskom atau piring yang telah disiapkan. Lalu siap untuk dikonsumsi secara langsung (mentah-mentah red),” ucapnya
Erari menyebut bahwa Tambelo sebagai makanan tradisional yang kaya akan protein. Menurut penelitian Anwar 2013, tambello memiliki kandungan protein yang tinggi 22,09 persen ± 0,19.
Manfaat protein bagi tubuh adalah memelihara jaringan tubuh yang masih sehat dan memperbaiki jaringan tubuh yang rusak. Selain itu, protein juga berfungsi sebagai enzim, alat pengangkut nutrisi seperti vitamin, mineral dan oksigen ke seluruh aliran darah di dalam tubuh.
“Dengan demikian mengkonsumsi tambelo di hutan mangrove adalah salah satu cara untuk memelihara kesehatan tubuh secara tradisional,” ucapnya
Secara awam, masyarakat mengetahui Tambelo yang baik atau bagus adalah yang ditemukan di dalam batang pohon mangrove (Lolaro; bahasa Waropen red).
Dalam ilmu pengetahuan, Lolaro adalah pohon mangrove dari jenis Rhizophora spp., dengan demikian pelestarian hutan mangrove adalah upaya yang baik bagi pelestarian sumber-sumber pangan lokal yang bermutu bagi masyarakat. “Sebab tumbuhan mangrove dari famili Rhizophoraceae adalah yang paling banyak tumbuh pada setiap ekosistem mangrove di pesisir,” katanya
Waropen adalah sebuah kabupaten di Propinsi Papua dengan ibukota kabupaten di Botawa (Oudate). Kabupaten Waropen terpisah dari kabupaten Yapen Waropen pada tahun 2003.
Saat ini Kabupaten Waropen dikenal dengan julukan Negeri Seribu Bakau. Pesisir Waropen membentuk sabuk hijau, sebab ditumbuhi oleh pohon-pohon mangrove yang sangat subur dari daratan dan tumbuh berkilo-kilo meter ke arah laut. Luas hutan mangrove di Waropen belum diketahui dengan pasti. Tetapi secara visual dapat dideskripsikan Waropen memiliki hutan mangrove terluas di Selat Saireri atau mungkin di Papua.
“Jenis-jenis vegetasi yang tumbuh adalah Avicennia spp, Rhizophora spp, Sonneratia spp, Brugiera spp, dan Nypa sp,” katanya
Katanya, Hutan mangrove perlu dijaga, dilindungi dan dilestarikan guna kelangsungan ekologis yang baik bagi kehidupan di masa-masa mendatang. Perlu dilakukan kajian-kajian ilmiah terhadap potensi hutan mangrove.
Beberapa manfaat hutan mangrove bagi lingkungan hidup adalah (1) melindungi pesisir pantai dengan cara membentuk tembok alami bagi gelombang, badai dan arus yang akan menyebabkan erosi. (2) mengurangi resiko banjir dengan cara menyerap air dari hujan lebat dan pasang badai. (3) melindungi biota laut, berbagai biota laut membutuhkan mangrove untuk bertahan hidup karena air disekitar akar kaya akan nutrisi dan aman bagi predator.
Kemudian (4) menyediakan rumah bagi satwa liar, mangrove merupakan tempat berlindung atau habitat (tempat hidup) bagi satwa liar. (5) mangrove memiliki kemampuan menyerap emisi lebih besar dibandingkan tumbuhan lain (7) mengurangi polutan, akar mangrove memiliki kemampuan menghilangkan polutan dari sedimen sebelum mencapai terumbu karang dan padang lamun.(*)
Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!