Wamena, Jubi – Sebanyak 43 SD di Kabupaten Jayawijaya mengalami peningkatan persentase siswa yang mampu membaca sebesar 21,8 persen dalam kurun waktu dua tahun. Pada tahun 2021 terdapat 45,5 persen siswa mampu membaca. Hasil survei pada tahun 2023 kemampuan membaca meningkat menjadi 67,3 persen.
Hal itu disampaikan Wahana Visi Indonesia atau WVI dalam laporannya saat menggelar Workhsop Impelementasi Penyampaian Hasil Program Organisasi Penggerak (POP) di Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan, di salah satu hotel di Wamena, Senin (12/6/2023) siang.
Manajer Program WVI, Joko Prasetiyo, dalam laporannya mengungkapkan bahwa melalui Program Organisasi Penggerak yang diusung Kemendikbudristek RI, WVI mengimplementasikan dalam program Wahana Literasi, yang mendampingi 43 sekolah jenjang SD yang tersebar di 14 distrik di Kabupaten Jayawijaya. Program ini dilaksanakan sejak tahun 2021 dan akan berakhir pada Juni 2023 ini.
“Tujuan program ini untuk meningkatkan kemampuan membaca dengan pemahaman para siswa di kelas awal sekolah dasar. Pendekatan program Wahana Literasi yang dilakukan oleh WVI adalah pendampingan sekolah sasaran melalui peningkatan kapasitas guru dalam mengajarkan lima keterampilan dasar membaca yakni pengetahuan huruf, kesadaran fonem, pengenalan kosa kata, kelancaran membaca, dan pemahaman bacaan,” ungkap Joko Prasetiyo.
Dirinya juga menjelaskan kegiatan yang dilakukan oleh WVI selama 3 tahun sejak 2021 hingga 2023 selama pendampingan ke sekolah dengan memberikan pelatihan kepada guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah, baik di tingkat gugus atau KKG maupun di tingkat sekolah (in-house training).
Hasil dari rangkaian pelatihan modul Wahana Literasi akan implementasikan oleh guru di kelas masing-masing dan dilakukan monitoring untuk memberikan umpan balik dan peningkatan metode mengajar yang lebih menyenangkan.
Berdasarkan hasil survei membaca yang dilakukan kepada 585 sampel siswa kelas 3 di 43 sekolah, terjadi peningkatan persentase siswa yang bisa membaca sebesar 21,8 persen. Di mana pada baseline tahun 2021 terdapat 45,5 persen siswa pembaca dan survei pada tahun 2023 meningkat menjadi 67,3 persen.
Joko menambahkan hal itu tidak hanya peningkatan kemampuan membaca pada siswa, program ini juga menghasilkan buku cerita kontekstual yang dibuat oleh para guru, dan juga media ajar berupa alat peraga edukatif literasi, pojok baca di kelas, serta ruang kelas yang literat dan nyaman bagi siswa untuk belajar. Hasil ini merupakan dampak dari pelatihan tambahan yang diberikannya, yakni pelatihan pengembangan materi ajar dan belajar kontekstual, APE literasi, TIK, dan juga dukungan psikososial awal (DPA) serta pendidikan karakter kontekstual dalam mendukung Profil Pelajar Pancasila.
Ada 43 kepala sekolah, 5 pengawas sekolah dan 429 guru yang sudah dilatih modul tentang Wahana Literasi, 13 di antaranya adalah para master teacher, yakni guru yang sudah mengikuti ToT akan menjadi trainer Wahana Literasi di tingkat kabupaten.
“Maka kami berharap seluruh siswa kelas awal yang ada di Kabupaten Jayawijaya agar mampu membaca dan memahami bacaan karena itu adalah keterampilan dasar bagi anak untuk melanjutkan pendidikanya di kelas-kelas berikutnya bahkan untuk modal sepanjang hayatnya,” kata Joko.
WVI sebagai organisasi kemanusiaan Kristen yang hadir untuk melayani dan berkolaborasi dalam pemberdayaan anak, keluarga, dan masyarakat yang paling rentan melalui pendekatan pengembangan masyarakat, advokasi, dan tanggap bencana untuk membawa perubahan yang berkesinambungan tanpa membedakan agama, ras, suku, dan gender.
Sejak tahun 1998 hingga saat ini, WVI telah menjalankan program pengembangan masyarakat yang fokus pada anak. (*)