Jayapura, Jubi – Kepala Dinas Kesehatan Kota Jayapura, Ni Nyoman Sri Antari, mengatakan hingga Juli 2023, kasus malaria di Kota Jayapura sebanyak 21.000, tersebar di lima distrik.
“Kasus tertinggi masih di wilayah Distrik Muara Tami. Masyarakat harus mulai sadar membangun kesehatan dengan hidup bersih,” ujar Antari di Grand Abe Hotel Jayapura, Kota Jayapura, Kamis (31/8/2023).
Malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasit plasmodium, ditularkan melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi, sehingga menyebabkan gejala menggigil, demam, dan berkeringat.
“Kasus demam berdarah juga mulai terjadi peningkatan karena ada genangan-genangan air terutama saat musim hujan dengan intensitas tinggi, yang menyebabkan genangan dan gampang untuk nyamuk berkembang biak,” ujarnya.
Dinas Kesehatan Kota Jayapura, dikatakan Antari, gencar melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat termasuk melaksanakan penyemprotan atau fogging di lingkungan masyarakat agar terbebas dari malaria.
“Memang sih cukup berat ya, tapi kalau kita bergerak bersama-sama mungkin masyarakat kita yang rutin dan berkala di rumah. Kan gampang itu nyari obat semprot nyamuk untuk meminimalisir tahun 2030,” ujarnya.
Dengan komitmen melakukan penanganan, pencegahan, dan pemeriksaan, dikatakan Antari, agar program eliminasi kasus malaria berhasil. Artinya, tidak boleh lebih dari satu kasus per 1.000 penduduk.
“Kalau penduduk kita 400.000 enggak boleh ada 400 kasus ya, kan lebih dari 400 kasus seluruh Kota Jayapura. Nah, kalaupun ada kasus, itu kasusnya impor, bukan kasus ini. Artinya, penularan setempat itu tidak boleh ada,” ujarnya.
Antari berharap masyarakat hidup bersih, makan makanan sehat dan bergizi, serta rutin berolahraga dan membersihkan lingkungan agar terhindar dari penyakit malaria supaya bisa beraktivitas dengan aman dan nyaman. (*)