Jayapura, Jubi – Mama Mereoni Solei dari Kampung Naqarawai, di Provinsi Namosi Fiji mengatakan pertanian telah memainkan peran penting dalam mendukung dan membentuk pendidikan ketiga anaknya.
Perempuan berusia 49 tahun ini menambahkan dia bepergian ke Suva setiap hari Minggu, menjual hasil buminya di sepanjang Grantham Road yang meliputi singkong, pisang, dalo, dan sayuran lainnya.
“ Kami para penjual dari Kampung Naqarawai harus berangkat dari kampung pukul 1.00 pagi dan tiba di Suva subuh pukul 4.00 pagi,”katanya kepada fijivillage.com yang dikutip jubi.id Minggu (12/1/2025).
Jarak yang ditempuh dari Kampung Naqarawai ke kota Suva sejauh 52,5 KM dan jika ditempuh dengan bus memakan waktu hampir tiga jam. Berbeda jika warga hendak ke kota Suva dengan taksi, dapat ditempuh hanya 1,5 jam.
Walau demikian ia mengakui adanya bantuan pemerintah Fiji melalui pembayaran hibah kembali ke Sekolah sebesar $200. Bagi dia, bantuan pemerintah dimaksudkan untuk melengkapi upaya orang tua untuk mendukung pendidikan anak-anak mereka, saat mempersiapkan tahun ajaran baru.
Hal senada juga dikatakan, Timoci Nadukeva, seorang pedagang pasar selama 10 tahun terakhir. Dia mengatakan meskipun tidak ada satu pun anaknya yang saat ini bersekolah, ia kini berjuang dan mendukung pendidikan cucu-cucunya.
Nadukeva tinggal di Pemukiman Muanivatu di Vatuwaqa.
Nadukeva mengatakan ia memiliki 12 cucu, dan bahkan sebelum menerima pembayaran hibah kembali ke sekolah sebesar $200, ia telah membelikan alat tulis sekolah untuk mereka.
Pria berusia 65 tahun itu mendorong para orang tua dan wali untuk memprioritaskan pendidikan anak-anak mereka dan berusaha memberikan yang terbaik bagi mereka.
Kampung Naqarawai dan jembatan
Mama Mereoni Solei dari Kampung Naqarawai sangat bersyukur, karena harus pagi pagi menempuh perjalanan jauh ke Ibukota Fiji, Suva. Pasalnya ia harus berjualan di emperan jalan di sana sejak pukul o4.00 subuh. Ia merasa senang karena sekarang anak anak dan penduduk Kampung Naqarawai di Provinsi Namosi, tidak perlu lagi menggunakan jembatan yang tidak aman dan menggunakan rakit bambu untuk menyeberangi sungai.
Ini karena pekerjaan restorasi senilai lebih dari $50.000 telah membangun jembatan baru di wilayah mereka dengan bantuan dari pemerintah China.

Menteri Pemerintahan Daerah Maciu Nalumisa mengatakan, banyak pekerjaan telah dilakukan untuk mencari cara mendanai perbaikan jembatan.
Pekerjaan di jembatan itu dimulai pada tanggal 12 Februari 2024 dan selesai dalam waktu tujuh hari.
Nalumisa memuji komitmen masyarakat terhadap proyek tersebut, menyoroti keterlibatan para pria dan pemuda kampung yang bersedia menerima tantangan tersebut.(*)
Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!