Jayapura, Jubi – Seekor penyu belimbing sangat besar terlihat di tepi kawasan Konservasi WaiHau di pantai Waisurione, Are’Are Barat, Provinsi Malaita, Solomon, Jumat (12/1/2024) pagi lalu.
“Penyu besar itu mendarat sekitar jam 3 pagi pada Jumat (12/1/2024) menurut laporan warga setempat,” demikian dikutip Jubi dari solomonstarnews, Senin (15/1/2025).
Penyu belimbing (Dermochelys coriacea) adalah sejenis penyu raksasa dan satu-satunya jenis dari suku Dermochelyidae yang masih hidup. Penyu ini merupakan penyu terbesar di dunia dan merupakan reptil keempat terbesar di dunia setelah tiga jenis buaya.
Penyu belimbing dikenal oleh beberapa masyarakat dengan sebutan penyu raksasa, kantong atau mabo. Nama umumya dalam bahasa inggris adalah Leatherback sea turtle.
Terungkap, warga kampung sekitar dan mereka yang mencintai laut sangat antusias dengan penampakan langka tersebut. Penyu belimbing istimewa karena ukurannya yang besar dan ciri khasnya yang unik. Penyu belimbing ini dilindungi melalui WaiHau Conservation Foundation.
“Pada Jumat, 12 Januari 2024 pukul 3 pagi di pantai Waisurione di Provinsi Malaita, beberapa penduduk setempat mendapat kesempatan untuk menikmati pengamatan penyu belimbing ketika mereka tiba di darat,” menurut halaman Facebook Aelanlife.
Penyu belimbing merupakan spesies langka yang dilindungi dan dipantau oleh Yayasan Konservasi Waihau di ‘Are’Are Barat. Mereka dilindungi oleh hukum.
“Tamu yang ingin datang dan melihat penyu belimbing ini dipersilakan datang ke kawasan konservasi Waihau pada hari libur.”
“Merupakan pengalaman yang luar biasa bisa berada sangat dekat dengan makhluk cantik seperti itu,” kata Aelanlife.
Vahid Namo, salah satu penduduk setempat yang mendukung kelompok konservasi tersebut, mengatakan bahwa mereka telah melindungi dan memantau spesies ini selama hampir 30 tahun dari perburuan manusia dan hewan.
“Tidak ada pembunuhan yang dilakukan sejak perlindungan penyu belimbing ini hingga saat ini.”
Zahiydane Namo, warga setempat lainnya menambahkan, “penyu-penyu ini dikonservasi di Waihau Conservation”.
“Kami memantau mereka dan tidak ada kerugian yang menimpa mereka,” katanya.
Ada sejumlah penyu belimbing yang mendarat di lokasi konservasi pada pekan lalu. Ada pula yang tidak bisa bertelur karena adanya kerikil.
Penyu biasanya datang ke darat untuk bertelur di pasir sebelum berangkat.
Wai-Hau Conservation Foundation Inc. adalah inisiatif Konservasi yang bertujuan mengelola sumber daya alam tanah suku Aenaura di Are’Are Barat.
Terungkap bahwa di pulau-pulau lain di negara ini dan wilayah Pasifik yang lebih besar, penampakan seperti itu menyiratkan hari-hari terakhir penyu.
“Hanya sedikit orang yang menangkapnya untuk dimakan. Penyu-penyu tersebut kebanyakan dibiarkan terbalik sehingga tidak bisa melarikan diri untuk upacara adat.”
“Masyarakat menyebutnya sebagai tradisi bahwa penyu menanggapi panggilan pemimpin mereka untuk datang ke darat dan kemudian dimakan.”
“Terima kasih kepada pihak-pihak yang terus memperjuangkan kelestarian penyu,” kata seorang teman luar negeri setelah foto penyu tersebut beredar secara online.
Berita dan foto penampakan langka tersebut juga disebarkan oleh organisasi berita online di luar negeri. (*)
Discussion about this post