Jayapura, Jubi – Dua utusan masalah Papua Barat hasil pertemuan Melanesian Spearhead Group (MSG) dan negara Kepulauan Pasifik, Perdana Menteri Papua Nugini James Marape dan Perdana Menteri Fiji Sitiveni Rabuka, bertemu dan berdialog dengan Presiden Jokowi di sela-sela pertemuan KTT APEC di San Fransisco, Amerika Serikat.
Mengutip fbcnews.com.fj/ yang menyebut bahwa Perdana Menteri Sitiveni Rabuka dan Perdana Menteri James Marape terlibat dalam dialog informal dengan Presiden Jokowi.
Dalam pertemuan dengan Presiden Jokowi di sela-sela KTT APEC di San Francisco, Kamis (16/11/2023), kedua pemimpin menyampaikan rasa hormatnya terhadap kedaulatan negara.
Pertemuan ini menandai dialog trilateral pertama di antara para pemimpin setelah penunjukan Rabuka dan Marape sebagai utusan khusus MSG untuk Indonesia.
Mengingat Indonesia adalah mitra penting bagi negara-negara Kepulauan Pasifik yang memiliki ikatan geografis dan etnis dengan MSG, pertemuan ini penting untuk mendorong dialog yang tulus di tingkat kepala pemerintahan.
Presiden Indonesia telah menyampaikan undangan kepada kedua Perdana Menteri tersebut untuk berkunjung ke negaranya, sebagai bagian dari upaya untuk lebih mempererat hubungan diplomatik.
Hal senada juga dikatakan Perdana Menteri Fiji Sitiveni Rabuka dalam akun facebook.com Pemerintah Fiji bahwa Utusan Khusus MSG telah bertemu dengan Presiden Indonesia di San Francisco, 16 November 2023, di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC.
Perdana Menteri Sitiveni Rabuka dan Perdana Menteri Papua Nugini James Marape berdialog dengan Presiden Indonesia, Joko Widodo, mengungkapkan rasa hormat kedua negara terhadap ‘kedaulatan negara’.
Pertemuan ini menandai dialog trilateral pertama di antara para pemimpin setelah penunjukan Perdana Menteri Rabuka dan Perdana Menteri Marape sebagai Utusan Khusus MSG untuk Indonesia.
Mengingat Indonesia adalah mitra penting bagi negara-negara Kepulauan Pasifik yang memiliki ikatan geografis dan etnis dengan MSG, pertemuan ini penting untuk mendorong dialog yang tulus di tingkat kepala pemerintahan.
Presiden Indonesia telah menyampaikan undangan kepada kedua Perdana Menteri tersebut untuk berkunjung ke negaranya sebagai bagian dari upaya untuk lebih mempererat hubungan diplomatik.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan komitmen Indonesia untuk terus menjaga perdamaian dan mewujudkan kawasan Pasifik yang damai, stabil, dan sejahtera.
Hal itu disampaikan Joko Widodo saat pertemuan trilateral dengan Perdana Menteri Papua Nugini James Marape dan Perdana Menteri Fiji Sitiveni Rabuka di sela-sela KTT APEC, di San Francisco, Amerika Serikat, pada Kamis, 16 November waktu setempat.
“Saya tegaskan kembali, Indonesia berkomitmen kuat untuk menjadikan kawasan Pasifik sebagai kawasan yang damai, stabil, dan sejahtera, kata Presiden Jokowi seperti dikutip Antara Jumat (17/11/2023).
Presiden Jokowi mengatakan pertemuan ketiga negara mencerminkan eratnya persaudaraan antar sesama negara.
Ia mengapresiasi Melanesia Spearhead Group (MSG) dan Pacific Islands Forum (PIF) yang menghormati kedaulatan dan keutuhan wilayah Indonesia dalam sejumlah pertemuan.
“Saya juga mengikuti dengan seksama pelaksanaan KTT MSG dan KTT PIF, dan saya mengapresiasi posisi MSG dan PIF yang menghormati kedaulatan dan keutuhan wilayah Indonesia,” katanya.
Presiden Joko Widodo juga menyampaikan bahwa Indonesia akan terus berkomitmen memperkuat hubungan Indonesia dengan Melanesian Spearhead Group (MSG) dan Pacific Island Forum (PIF) melalui sejumlah kerja sama nyata.
“Komitmen tersebut telah ditunjukkan Indonesia dalam berbagai kesempatan, termasuk mengundang PIF pada KTT G20 dan KTT ASEAN. Indonesia berhasil mendorong kerja sama antara Sekretariat ASEAN dan PIF,” kata Presiden RI Joko Widodo.
Sebelumnya, di pertemuan negara-negara Kepulauan Pasifik di Kepulauan Cook, utusan dari negara-negara Melanesian Spearhead Group (MSG) telah menunjuk Perdana Menteri Fiji, Sitiveni Rabuka, dan mitranya dari Papua Nugini, James Marape, sebagai utusan khusus ke Indonesia untuk mencari solusi persoalan Hak Asasi Manusia (HAM) di West Papua.
Mandat mereka adalah untuk bertemu dengan Presiden Indonesia guna membahas masalah West Papua yang dipandang mendesak.
Perkembangan signifikan ini muncul dari pertemuan Kaukus MSG hari ini, di mana Perdana Menteri Rabuka mengusulkan untuk mengirim perwakilan ke Indonesia untuk memfasilitasi dialog mengenai situasi West Papua. (*)