Jayapura, Jubi – Sekitar 13.000 orang telah dievakuasi sejak Gunung Ulawun di West New Britain di Papua Nugini (PNG) mulai meletus pada Senin (20/11/2023) malam waktu setempat.
Selanjutnya pada Rabu (22/11/2023) terjadi lagi letusan mendadak kedua, yang mengeluarkan abu vulkanik setinggi 18 kilometer ke udara.
“Mereka telah dipindahkan ke empat pusat perawatan di sekitar Bialla untuk menghindari hujan abu akibat letusan,” demikian dikutip Jubi dari rnz.co.nz, Kamis (23/11/2023).
Steve Saunders, surveyor geodesi utama di Observatorium Gunung Api Rabaul, mengatakan meskipun letusan sudah mereda pada Kamis (23/11/2023), mereka akan terus memantaunya dengan cermat.
“Biasanya gunung berapi bermula dengan sangat ganas… kita mungkin akan kembali beraktivitas karena salurannya telah dibuka namun mudah-mudahan kekerasannya akan berkurang,” katanya kepada ABC.
Para pengungsi berasal dari wilayah Nano, Ubili, Pandi, dan Pata Painave di Provinsi West New Britain, Papua Nugini.
Pangkalan operasi bencana telah didirikan di Bialla
Media lokal melaporkan bahwa Observatorium Gunung Api Rabaul mengatakan letusan tersebut dapat berlanjut tanpa batas waktu. Namun badan tersebut telah mengungkapkan bahwa stasiun seismik utama yang terletak di dekat kaki Gunung Ulawun telah hilang akibat letusan tersebut. Hal ini berdampak pada kemampuan mereka untuk menilai aktivitas gunung berapi tersebut.
Pejabat bencana di Ulamona telah mengonfirmasi bahwa stasiun seismik tersebut berhenti memancarkan transmisi setelah letusan terjadi pada hari Senin dan mungkin telah rusak.
Pejabat bencana West New Britain mengatakan letusan tersebut telah mengakibatkan terciptanya lubang-lubang baru di Gunung Ulawun.
Pada Selasa (21/11/2023), komandan polisi Provinsi West New Britain, Inspektur Peter Barkie, mengatakan kepada Post-Courier bahwa para pengungsi sangat membutuhkan pasokan bantuan.
NBC melaporkan bahwa operator kelapa sawit New Britain Palm Oil Ltd dan Hargy Oil telah membantu mengirimkan pasokan bantuan.
Penerbangan udara ke Bandara Hoskins ditunda setelah bandara ditutup karena hujan abu. (*)