Jayapura, Jubi – Pembubaran parlemen dapat dihindari di Vanuatu setelah pertemuan antara Presiden Nikenike Vurobaravu dan para pemimpin politik.
“Negara ini hampir saja mengadakan Pemilu sela lagi, setahun lebih sejak Pemilu sela terakhir pada bulan Oktober 2022, dengan masyarakat dan perekonomiannya yang masih belum pulih dari dampak berbagai topan pada tahun ini,”demikian dikutip jubi dari rnz.co.nz, Rabu (15/11/2023).
Kelompok oposisi, yang mendapat dukungan mayoritas dari anggota parlemen di parlemen baru saja (16.20 Waktu Selandia Baru) menarik mosi tidak percaya mereka terhadap Perdana Menteri Charlot Salwai – yang baru berkuasa kurang dari sebulan – dan pemerintahan minoritasnya.
Parlemen telah ditangguhkan (pada pukul 16.24 Waktu Selandia Baru), Rabu pagi (15/11/2023) bagi para anggota parlemen dari kedua belah pihak di DPR untuk membahas bagaimana mereka akan melanjutkan pengesahan sejumlah rancangan undang-undang penting pemerintah, termasuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024.
Gedung Negara Vanuatu telah mengkonfirmasi kepada RNZ Pacific, bahwa Presiden Vurobaravu, Rabu (15/11/2023) setuju untuk tidak melanjutkan pembubaran parlemen jika para pemimpin politik dapat menemukan cara untuk menyelesaikan perbedaan mereka.
Rangkaian peristiwa yang belum pernah terjadi sebelumnya ini terjadi dengan latar belakang ketidakstabilan politik yang melumpuhkan yang menyebabkan empat perdana menteri Vanuatu datang dan pergi dalam kurun waktu tiga tahun.
Sementara itu anggota parlemen dan Menteri Lingkungan Hidup Vanuatu Ralph Regenvanu dalam akun twitter (X) pribadinya menulis dalam peristiwa yang belum pernah terjadi sebelumnya, setelah intervensi Presiden Republik Vanuatu. Oposisi (yang mempunyai jumlah anggota) telah setuju untuk menarik mosi tidak percaya karena akan diperdebatkan dalam 45 meint dan disiarkan langsung di TV Nasional Vanuatu untuk mengonfirmasi kepada publik.(*)