Pantaskah Eduard Ivakdalam besut Mutiara Hitam di Liga 2 ?

Eduard Ivakdalam
Eduard Ivakdalam - Jubi/dok

Jayapura, Jubi- Eduard Ivakdalam termasuk salah satu legenda hidup tim Persipura Mutiara Hitam. Bersama abang kandungnya, mendiang Carolino Ivakdalam mereka berjibaku membela Persipura.

Eduard Ivakdalam yang terpilih memegang band kapten membela Persipura selama 16 tahun.

Mantan kapten Persipura kelahiran Merauke, 19 Desember 1974 ini, dua kali mempersembahkan trofi juara Liga Indonesia bagi tim Mutiara Hitam, yakni pada 2005 dan 2008/2009.

Ia juga pernah berseragam timnas Indonesia saat bermain di Piala Asia 2000.

Eduard Ivakdalam kepada bola.com mengaku berkarier di Persipura dari nol, mulai dengan status tanpa kontrak hingga menjadi pemain profesional. Ia menjadi bagian dari Mutiara Hitam sejak musim 1995-1996.

Karier awalnya dimulai di PS Maren saat berkompetisi di Kota Jayapura. Walau sebenarnya Eduard Ivakdalam sudah teken jadi tentara dan mau ke Ifar Gunung.

“Tante saya yang membatalkan dan saya terus bermain sepak bola,” katanya kepada jubi.id beberapa waktu lalu.

Pada musim 2010, saat mencapai usia ke 36, Eduard mulai berkarier sebagai pelatih. Ia mulai melatih Persemi Mimika, Persewar Waropen serta Persimer Merauke.

Pelatih berlisensi A AFC ini menoreh prestasi ketika membawa Ricky Cawor dan kawan kawan meraih medali emas di PON Papua 2021. Saat itu, kepada jubi.id kaka Edu sapaan akrabnya mengatakan bahwa semua pemain jebolan PON XX Papua sangat pantas bermain di Liga1.

Terbukti Ricky Cawor, Nyoman Ansanay dan Alpons Migau kemudian memperkuat tim Mutiara Hitam, walau akhirnya turun ke kasta dua liga Indonesia musim 2022/2023.

Melihat sepak terjang Eduard Ivakdalam, mantan Kapten Persipura era 1990-an Ferdinando Fairyo menilai sosok adik kandung dari mediang Carolino Ivakdalam ini sangat pantas membesut tim Mutiara Hitam dalam mengarungi Liga 2 musim 2022/2023 mendatang.

“Eduard Ivakdalam pantas melatih tim Persipura dengan bermaterikan para pemain PON XX Papua, tapi dengan nilai kontrak yang juga pantas. Hargailah pesepakbola Papua dengan nilai kontrak tinggi agar mereka akan berprestasi lebih tinggi,” kataFerdinando Fairyo.

Walaupun Ferdinando Fairyo mengusulkan Eduard Ivakdalam membesut Mutiara Hitam, tapi semua sangat tergantung dari keputusan manajemen, terutama manajer baru Persipura Yan Mandenas.

ManajerYan Mandenas sudah melakukan pendekatan kepada pihak sponsor Persipura, terutama Bank Papua dan juga PT Freeport Indonesia. Langkah selanjutnya, manajer baru mulai menentukan pelatih dan pemain, serta persiapan untuk berlatih mempersiapkan tim Mutiara Hitam ke depan.

Namun, hampir sebagian besar pemain Persipura musim lalu, mulai angkat koper, Dimulai dari Ramaidan David dan Fitrul yang pindah ke Persib. Donni Monim ke Barito Putera, dan Yohanes Pahabol sedang diincar Persik Kediri. Pemain berbakat persipura, Todd Rivaldo Ferre juga sudah meninggalkan Mutiara Hitam.

Tinggal pemain senior Dede Sulaiman yang mengaku akan tetap bersama Persipura Mutiara Hitam, sedangkan bek gaek, Ricardo Salampessy telah diangkat menjadi asisten manajer.

Kini hanya satu-satunya pemain senior yang setia bersama Persipura adalah Ian Louis Kabes. Walau ia pernah memperkuat Persijap Jepara saat mengawali karir sepak bolanya.

Saatnya Persipura harus memakai pelatih yang memahami karakter pemain Papua dan legenda Persipura. Pantas bila kaka Edu yang mengawali karier kepelatihannya bersama tim Mutiara Hitam menjadi pilihan untuk memenuhi target Persipura Jayapura kembali ke Liga 1. (*)

Comments Box

Dapatkan update berita terbaru setiap hari dari News Room Jubi. Mari bergabung di Grup Telegram “News Room Jubi” dengan cara klik link https://t.me/jubipapua , lalu join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
banner 400x130
banner 728x250