Pariaman, Jubi – Sampah di Kota Pariaman meningkat hingga sekitar 40 ton per hari saat menjelang lebaran, dibanding volume hari biasa 20 ton hingga 30 ton. Sampah itu dihasilkan dari peningkatan produksi kafe dan pedagang takjil.
“Produksi sampah rumah tangga masih normal, peningkatan terjadi karena produksi sampah kafe dan pedagang takjil. Produksi sampah terbesarnya dari kelapa muda,” kata Kepala Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, dan Lingkungan Hidup Kota Pariaman Feri Andri, dikutip Antara, Senin, (25/4/2022).
Feri mengatakan sampah dari takjil tersebut tidak saja berasal dari kafe yang menyediakan paket berbuka puasa, tetapi juga pedagang kaki lima yang lokasi berjualan tersebar di Pariaman. Sedangkan penanganan sampah dari kafe masih dapat dikoordinasikan dengan pengusaha sehingga petugas kebersihan dapat mengangkut sampahnya secara mudah.
“Sedangkan terkait dengan penanganan sampah dari pedagang kaki lima musiman sulit dikoordinasikan karena jumlahnya bertambah banyak menjelang Lebaran,” kata Feri menambahkan.
Menurut dia, pedagang kaki lima ini masih banyak yang tak memahami kondisi petugas, mereka mengisi satu karung penuh dengan sampah kelapa muda, sehingga berat dan tidak terangkat oleh petugas.
Feri berharap kerja sama yang baik antara pedagang dengan petugas kebersihan untuk mewujudkan kebersihan Kota Pariaman sehingga sejumlah lokasi di jalan protokol di Pariaman tak banyak tumpukan sampah kelapa muda.
Peningkatan sampah terjadi menjelang Lebaran karena banyak warga dan bahkan wisatawan yang melaksanakan buka bersama dengan berbagai macam menu, salah satunya kelapa muda.
“Kelapa muda itu kan berat, jadi dapat meningkatkan produksi sampah di Pariaman. Permasalahannya jika sampah takjil tidak diangkat segera maka akan membusuk dan menimbulkan bau,” kata Feri menjelaskan.
Ia memprediksi jumlah sampah di Kota Pariaman akan terus meningkat hingga usai libur Lebaran mendatang dengan perkiraan mencapai 50 ton per hari. (*)
Discussion about this post