Jakarta, Jubi – Kunjungan wisata masih ditutup di Desa Pumpente, dan Desa Laingpatuhe, Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara. Itu lantaran masih ada potensi aktivitas vulkanik Gunung Ruang.
Deputi Bidang Logistik dan Peralatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Lilik Kurniawan mengatakan jarak Desa Pumpente dan Desa Laingpatuhe hanya terpaut sekitar 4 kilometer dari zona aman. Karena itu, dia memastikan tidak ada aktivitas apa pun di desa yang berada di kaki Gunung Ruang, tersebut.
“Jarak kedua desa hanya terpaut 4 kilometer dari puncak Gunung Ruang. Itu batas zona aman berdasarkan keputusan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi,” kata Lilik, Kamis (25/4/2024).
Lilik memastikan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kepulauan Sitaro juga telah melarang aktivitas apa pun di kawasan tersebut. Mereka memasang rambu larangan, termasuk kunjungan wisata ke Pumpente, dan Laingpatuhe.
“Rambu atau tanda larangan tersebut merupakan sarana sosialisasi. Itu agar [siapun pun] tidak memasuki lagi Pumpente dan Laingpatuhe karena dalam radius kawasan rawan bencana,” ujarnya.
Berdasarkan data tim verifikasi Pemkab Sitaro, ada sekitar 14 ribu warga terdampak erupsi Gunung Ruang sejak 16 April lalu. Sekitar enam ribu warga, di antaranya diungsikan ke 13 lokasi aman.
Berdasarkan surat edaran yang diterbitkan Pemkab Kepulauan Sitaro, status tanggap darurat akibat erupsi Gunung Ruang masih akan berlangsung setidaknya hingga 29 April April mendatang. Untuk memenuhi kebutuhan warga selama masa tanggap darurat, BNPB telah mengirimkan lima tenda pengungsian, 100 tenda keluarga, serta masing-masing empat menara penerangan, dan genset.
BNPB pada bantuan tahap pertama tersebut juga telah mengirim masing-masing 300 paket kebutuhan pokok dan makanan siap saji, serta hygine kit. Selain itu, masing-masing 300 boks masker, matras, selimut, dan paket survival kit, 150 kasur, 50 ranjang lipat, dan 10 paket portable toilet. (*)
Discussion about this post