Nabire, Jubi – Jalan ke 12 kampung yang berada di dalam distrik Kamuu Selatan, kabupaten Dogiyai, Papua Tengah, kerap menjadi langganan banjir bahkan kerapkali menjadi sebuah danau yang amat besar.
Hal itu membuat aktivitas masyarakat terhenti total. Hal itu bukan hanya sekali terjadi, namun ketika hujan turun apalagi berjam-jam otomatis akses jalan menjadi terhalang.
More Read
Untuk mengatasi hal itu, serta mendukung aktivitas masyarakat, maka Penjabat (Pj) Bupati Dogiyai, Petrus Agapa memberikan hibah dua unit armada speed boat kepada masyarakat di 12 kampung tersebut pada Selasa, (5/9/2023) di halaman kantor Bupati Dogiyai.
“Saya didampingi Kepala Dinas Perhubungan, kami menyerahkan dua unit speed boat kepada masyarakat di 12 kampung se distrik Kamuu Selatan yang sementara belum tembus jalan darat permanen karena kondisi medan berawa dan ketika musim hujan air meluap jadi danau besar,” kata Pj Bupati Dogiyai, Petrus Agapa kepada Jubi, Rabu, (6/9/2023).
Menurut dia, walaupun pemerintah kabupaten (Pemkab) Dogiyai telah melakukan upaya pembangunan ruas jalan namun selalu gagal karena tanah lembek atau rawa. Untuk itu bantuan yang diberikan bisa dimanfaatkan ketika banjir melanda sepanjang ruas jalan tersebut.
“Untuk mengatasi kondisi seperti di atas maka kami menyerahkan dua unit speed boat semoga bantuan kami ini bermanfaat untuk masyarakat dari 12 kampung di Distrik Kamuu Selatan,” kata dia.
Wilayah Kamuu Selatan, kata mantan Sekda Dogiyai, merupakan daerah yang sudah menjadi langganan banjir yang selalu terjadi hampir setiap tahun.
“Sebab itu kami juga menghimbau kepada masyarakat untuk siaga ketika cuaca ektrim atau curah hujan tinggi, karena berpotensi banjir,” ujarnya.
Warga Kamuu Selatan, Kori Waine mengatakan, bantuan tersebut baru pertama kali diserahkan Pemkab era Pj Bupati Petrus Agapa sebab belakangan dua pemerintahan definitif tak pernah ada.
“Kami ucapkan terima kasih banyak kepada pak Bupati atas bantuan ini dan Kami akan pergunakan dengan semaksimal mungkin,” kata dia.
Menurut dia, jika hujan turun sepanjang ruas jalan yang menghubungkan ibukota kabupaten Dogiyai sebagai pusat pemerintah, sekolah dan perdagangan antara ibukota dengan 12 kampung di wilayah selatan tak bisa berbuat apapun, apalagi siswa sekolah yang biasanya pulang pergi.
“Kalau hujan turun pasti jadi danau, kami tidak bisa lewat sampai kadang marah-marah agar diperhatikan. Namun keluhan kami sudah dijawab,” ujarnya. (*)
Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!
