Jayapura, Jubi – Kepala BPBD Kota Jayapura, Asep Khalid, mengajak masyarakat untuk menjaga Pantai Holtekamp agar tidak terjadi abrasi yang berdampak pada kerusakan lingkungan.
“Jembatan Youtefa menjadi salah satu ikon di Kota Jayapura, Papua, berdiri megah di atas Teluk Youtefa, namun kemegahannya itu menjadi ancaman bagi ekosistem pantai salah satunya bencana abrasi,” ujar Asep di Jayapura, Senin (22/1/2024).
Dikatakannya, abrasi merupakan pengikisan daerah pantai yang terjadi karena gelombang dan arus laut, yaitu pasang surut air laut, angin, dan kegiatan perusakan oleh manusia, seperti pada terumbu karang atau tidak melestarikan hutan bakau, dan pengerukan pasir.
“Pembangunan harus memperhatikan lingkungan pantai agar tidak berdampak buruk,” ujarnya.
Meski berpotensi meningkatkan ekonomi khususnya dari sisi kepariwisataan, dikatakan Lamia, pembangunan di sepanjang jalan Jembatan Holtekamp juga berpotensi menyebabkan abrasi pantai.
“Dari sisi kebencanaan, kami tidak menginginkan itu terjadi. Abrasi merugikan area pantai, pemandangan menjadi tidak indah lagi, penduduk yang tinggal di sekitar pantai bisa kehilangan tempat tinggal,” ujarnya.
Asep berharap warga menjaga lingkungan di sekitar pantai seperti menanam pohon bakau, tidak menebang pohon, tidak merusak ekosistem pantai seperti menjaga terumbu karang dan tidak melakukan penambangan pasir.
“Kalau bisa pohon jangan ditebang. Abrasi termasuk bencana karena pengikisan pantai akibat arus ombak. Menurut saya, ada potensi abrasi sangat besar di sepanjang Pantai Holtekamp, kalau tidak dilakukan pencegahan secepatnya,” ujarnya.
Pemerintah daerah terus melakukan pengawasan terutama pembangunan di sepanjang pantai, karena berpotensi mengancam kelestarian lingkungan.
“Tinggal tunggu saja, kalau tidak dilakukan pencegahan pasti bencana akan datang. Sekarang saja banyak penebangan pohon untuk dijadikan pembangunan perumahan, lama-lama pasti banyak, dan lingkungan rusak,” ujarnya. (*)
Discussion about this post