Sentani, Jubi – Delapan kampus Sekolah Tinggi Teologi atau STT yang terhimpun dalam Persekutuan Oikumene Mahasiswa-Mahasiswi se-Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura mengelar konferensi ke-2 di Gedung Aula STT Walter Post Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua pada Kamis (11/4/2024).
Konferensi ke-2 itu bertajuk ‘Pemimpin Mempersiapkan Pemimpin’ untuk masa depan Gereja dan Bangsa di Tanah Papua. Mahasiswa yang hadir berasal dari delapan kampus, yaitu STT Izack Samuel Kijne, STT Filsafat Fajar Timur, STT Baptis Papua, STT GIDI Papua, STT Walter Post, STT Levinus Rumaseb, STAKPN Burere Sentani, dan Seminari Baptis Normshed Papua.
Ketua Panitia Nopen Tabuni mengatakan dengan adanya wadah tersebut diharapkan dapat melahirkan pemimpin-pemimpin Kristen untuk masa depan Papua.
“Melalui konferensi ke-2 ini, kita berharap dapat melahirkan pemimpin-pemimpin Kristen, hamba-hamba Tuhan yang akan mengurus dan menggembalakan umat Tuhan yang ada di Tanah Papua sebagai tugas dan tanggung jawab dari Tuhan,” kata Tabuni yang juga mahasiswa Teologi dari STT Levinus Rumaseb semester empat.
Ia menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada mahasiswa-mahasiswi dari delapan STT se-Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura yang berpartisipasi dan turut mendukung menyukseskan konferensi itu.
“Kegiatan diawali dengan ibadah bersama, selanjutnya pembekalan materi kepemimpinan, sidang-sidang, dan pemilihan pengurus baru. Semoga berjalan dengan baik,” ujarnya.
Ketua Persekutuan Mahasiswa-Mahasiswi Oikumene STT se-Kota dan Kabupaten Jayapura Mindas Kogoya berharap dalam konferensi nanti, siapapun yang akan terpilih menggantikan kepengurusannya bisa melanjutkan apa yang baik dan yang sudah ditanamkan, serta meninggalkan apa yang tidak baik. Ia berharap kegiatan konferensi tersebut dapat berjalan dengan baik dan menjaga kesatuan persatuan mahasiswa-mahasiswi Oikumene itu.
“Harapan kita bahwa siapapun menjadi pemimpin di wadah Oikumene ini agar bisa menjaga dan merawat kesatuan dan persatuan yang sudah dibangun sebelumnya supaya kebersamaan mahasiswa-mahasiswi Teologi se-Jayapura tetap kokoh pada satu barisan, yakni melayani,” kata Kogoya, mahasiswa Seminari Baptis Normshed Papua itu.
Selain itu, salah satu pendiri Persekutuan Mahasiswa-Mahasiswi Oikumene STT se-Kota dan Kabupaten Jayapura Yomisan Kogoya, STh yang hadir dalam konferensi tersebut mengatakan wadah Oikumene dibentuk karena kegelisahan hati terhadap realitas generasi muda di Tanah Papua. Generasi yang hancur dengan miras, narkoba, dan secara moral merosot sehingga wadah itu hadir sebagai jawaban atas kenyataan itu.
“Kita harus selamatkan generasi dari pengaruh-pengaruh buruk seperti mabuk, ganja, narkoba, judi yang merusak produktivitas orang Papua. Kita harapkan siapapun yang akan jadi pemimpin itu mereka harus lebih baik dari mereka yang memulai,” ujarnya
Ia berpesan bahwa wadah itu milik semua mahasiswaTeologi, baik orang Papua maupun non-Papua. “Tidak boleh dibeda-bedakan suku, ras, antar kelompok, saya dari gunung, ko dari pantai, ko rambut lurus, saya rambut keriting, tapi kita satu dalam Tuhan,” kata Yamison Kogoya yang memperoleh gelar Sarjana S1 di STT GIDI Papua itu.
Dalam konferensi ke-2 tersebut selain dari delapan STT se-Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura, panitia juga mengundang tiga STT lainnya sebagai peninjau. Ketiga kampus adalah STT Grime Nawa Sentani, STT Ifta Jayapura, dan STT Advent Papua di Sentani yang pada konfrensi ke-3 mendatang akan disahkan sebagai anggota Oikumene. (*)
Discussion about this post