Wamena, Jubi – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua Pegunungan terus melakukan upaya dalam mendorong revitalisasi pusat peradaban keagamaan di provinsi itu, terutama dalam konteks situs bersejarah pekabaran Injil.
Setelah pada awal Februari Penjabat Gubernur Papua Pegunungan, Velix Vernando Wanggai, mengunjungi Kampung Minimo, Distrik Maima, Kabupaten Jayawijaya sebagai sebuah tempat pekabaran Injil pertama di Lembah Baliem, Selasa (20/2/2024), Velix Wanggai mengunjungi sebuah situs pekabaran Katolik yang berada di Distrik Wesaput, Jayawijaya.
Velix Vernando Wanggai mengatakan pemerintah provinsi sedang memetakan situs-situs atau tempat bersejarah terutama dalam konteks pekabaran Injil, baik Protestan maupun Katolik yang ada di Papua Pegunungan.
“Kami ingin melihat bahwa satu tempat bersejarah itu sebenarnya memiliki makna dari sisi kehidupan rohaniah. Ini menjadi bagian penguatan rohaniah khususnya bagi umat Katolik di Distrik Wesaput ini, untuk terus sebagai pengingat pekabaran Injil dan ajaran Katolik di Papua Pegunungan pada umumnya,” kata Wanggai.
Selain itu, pemerintah provinsi juga ingin bahwa hal tersebut menjadi sebuah perspektif titik destinasi wisata spiritual, agama maupun rohani, menjadi sebuah tanda pengingat pekabaran Injil khususnya umat Katolik.
“Sebagaimana juga menjadi titik sentral kita di berbagai titik-titik pekabaran Katolik di berbagai provinsi, negara-negara lain juga biasa dibuatkan sebuah tempat yang kemudian dijadikan destinasi wisata rohani,” katanya.
Selama kurun waktu tiga bulan berjalan ini, Pemerintah Provinsi Papua Pegunungan telah mengunjungi tempat bersejarah lain seperti titik pekabaran Injil di Kampung Minimo, Distrik Maima, Kabupaten Jayawijaya, Kampung Wukatapo untuk melihat satu tempat pekabaran Injil yang telah ada sejak 20 April 1954 dan satu titik di Hitigima.
“Kita belajar banyak dari daerah dan negara lain, dimana ini sebenarnya hal-hal yang bisa mendatangkan dan menguatkan jalan keimanan dari umat Katolik dan Protestan juga menjadi sebuah titik untuk pariwisata kerohanian, kalau wisatawan semakin banyak datang maka perekonomian akan berputar di Papua Pegunungan,” katanya.
Velix Wanggai juga menyebut apa yang menjadi intervensi atau bantuan pemerintah daerah tetap akan dilakukan terhadap situs-situs bersejarah tersebut, seperti halnya di Wesaput sebagai titik awal kedatangan misionaris Katolik dari Belanda dimana nantinya akan dibuatkan tugu yang saat ini sedang didesain oleh umat Katolik.
“Di tempat ini pada 2023 kami memberikan bantuan untuk pembangunan pagar, Insya Allah di 2024 kebutuhan lainnya akan dibantu, sehingga menjadi destinasi wisata baru juga bisa menjadi salah satu titik untuk berbagai ibadah-ibadah spiritual yang selama ini dijalani umat Katolik di Wesaput khususnya,” katanya. (*)
Discussion about this post