Sentani, Jubi – Tokoh masyarakat adat Kabupaten Jayapura, Yanto Eluay, mengharapkan agar setiap aspirasi yang ingin disampaikan kepada pihak-pihak pengambil keputusan, harus disampaikan dengan cara yang santun, baik, dan bermartabat.
Menurutnya, penyampaian aspirasi tidak boleh mengganggu ketertiban umum, dan tidak membuat masyarakat resah atau ketakutan.
Hal itu berkaitan dengan rencana aksi demo, pada Jumat (3/6/2022) besok, yang diserukan Petisi Rakyat Papua (PRP). Sentani, Kabupaten Jayapura, menjadi salah satu titik kumpul massa aksi.
“Di atas wilayah adat kita tidak boleh ada aksi-aksi atau kegiatan yang meresahkan masyarakat. Karena kami berharap seluruh aktivitas di Kabupaten Jayapura khususnya di Kota Sentani, tetap berjalan secara normal seperti biasanya,” ujar Eluay yang juga sebagai Ondofolo Kampung Sereh, Distrik Sentani, saat ditemui wartawan di pendoponya, Kamis (2/6/2022).
Dikatakan, aksi demo seperti yang terjadi pada bulan lalu, paling banyak dilakukan mahasiswa dan pemuda. Ketika dibubarkan oleh aparat keamanan, ada yang lari dan terjatuh hingga luka-luka.
“Tunjukkanlah intelektual kalian [mahasiswa] untuk menyampaikan sesuatu yang dianggap sebagai aspirasi dari masyarakat Papua dengan tertib dan baik, maka aspirasi yang diinginkan akan sampai tepat [pada] sasaran yang dituju,” katanya.
Anak kandung Theys Eluay ini menegaskan, bahwa tokoh adat Kabupaten Jayapura menginginkan agar situasi dan kondisi Kamtibmas di wilayah ini, berjalan dengan aman dan damai. Masyarakat yang hendak beraktivitas, tetap melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya seperti biasa. Baik itu pegawai negeri, tenaga pendidik dan medis, serta pelayanan umum lainnya.
“Tidak ada orang yang ingin beraktivitas dengan kondisi atau situasi yang tegang atau ada aksi-aksi di tempat umum, semua pasti mau yang baik-baik, aman, dan damai,” jelasnya.
Sementara itu, Wakapolres Jayapura Kompol Deddy Puhiri mengatakan terkait aksi demo dan sebagainya, Polres Jayapura sendiri tidak memberikan izin keramaian dan mengirimkan surat penolakan kepada pihak yang bersangkutan.
Kata Dedy, sejumlah tokoh masyarakat, tokoh adat, dan tokoh agama juga menyampaikan keberatan mereka dan tidak menerima adanya kegiatan-kegiatan atau aksi, yang mengakibatkan masyarakat menjadi tidak nyaman khususnya warga di Sentani.
“Jadi kami harap saudara-saudara yang mau menyampaikan aspirasinya sudah difasilitasi memang di Polres Jayapura Kota, itu hanya perwakilan untuk audiensi, jadi tolong itu dihormati. Mari kita saling menghargai satu dengan lainnya, termasuk keputusan dari warga yang ada di Kabupaten Jayapura, sehingga tidak terjadi gesekan dan hal yang tidak kita inginkan bersama,” ucapnya.
Lanjut Puhiri, untuk pengamanan aksi besok dimulai dengan apel pagi di Lapangan Theys Eluay dan fokus aparat keamanan ada di beberapa titik, seperti Taman Pati 1 (pertigaan jalan Bandara Sentani), pertigaan Jalan Pos 7 Sentani dan ruas jalan utama di depan Kantor Puspenka Hawai Sentani. Personel yang terlibat dalam pengamanan kurang lebih 200 anggota Polres Jayapura, dan ada tambahan dari personel TNI maupun Polda.
“Untuk giat besok masih menunggu instruksi dari Pak Kapolres, yang saat ini masih mengikuti pertemuan di Polda Papua,” jelasnya. (*)