Sentani, Jubi – Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw, melepas tiga perahu penangkap ikan di Kampung Yongsu Spari, Distrik Ravenirara, Kabupaten Jayapura, Rabu (27/4/2022).
Tiga perahu yang dibuat khusus oleh tua-tua adat di kampung itu, berfungsi untuk menangkap ikan terbang (flying fish) atau sesuai bahasa lokal disebut ikan pissa, ikan ini hanya sekali datang pada awal Mei. Proses peluncuran tiga perahu tersebut melalui ritual adat masyarakat Kampung Yongsu Spari.
Bupati mengapresiasi semua masyarakat adat di Kampung Yongsu Spari, yang masih menjaga budaya dan adat istiadat secara turun temurun, termasuk ritual adat pemanggilan ikan ini.
“Ke depan, tempat ini atau kampung ini harus buat sebuah kegiatan besar yang diberi nama Festival Panggil Ikan,” ujar Mathius di Kampung Yongsu Spari.
Dikatakan, aktivitas budaya seperti ini yang memiliki keunikan dan tidak terdapat di tempat atau daerah lain, harus dijaga dan dilestarikan dengan baik, dan setiap tahun harus dilakukan.
“Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kampung harus menyiapkan anggarannya, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata merancang kegiatan wisata dengan memaksimalkan potensi yang sudah ada, dan Dinas Pekerjaan Umum akan mengerjakan akses jalan dan jembatan, karena ini jalan kabupaten,” jelasnya.
Awoitauw berharap, aktivitas yang bersifat budaya ini dapat mendukung ekonomi kreatif masyarakat, dan generasi muda harus banyak bekerja dan mempersiapkan segala hal yang dibutuhkan.
Apalagi, kata dia, Oktober mendatang ada Kongres AMAN yang dihadiri senua masyarakat adat, maka ini adalah kesempatan terbaik dalam memanfaatkan semua pitensi lokal, menjadi nilai ekonomi dan membawa kesejahteraan pada masyarakat.
“Bisa menjadi agenda tahunan dan harus jalan, semua pemuda yang kreatif harus terlibat aktif dan mempersiapkan apa yang dibutuhkan, dan dikerjakan secara bersama untuk kebaikan semua masyarakat kampung, tidak usah berpikir ke kota terus, karena apa yang sibutuhkan saat ini ada di depan mata, ” katanya.
Sementara itu, Robby Seserai, Ketua DAS Yosu Yewena mengatakan, tiga perahu yang digunakan ini bukan jenis yang biasa digunakan masyarakat di kampung, untuk mencari ikan.
Kata Robby, yang berhak menggunakan perahu istimewa ini hanya mereka yang memakai marga Norotouw di Kampung Yongsu Spari. Mengawali seluruh proses, baik dalam pembuatan perahu hingga pemanggilan dan penangkapan ikan, dimulai oleh keluarga Norotouw, setelah itu barulah masyarakat lain boleh menggunakan fasilitas perahu mereka, untuk menagkap ikan yang sudah dipanggil dalam jumlah yang besar.
“Ritual ini sangat wajib dilakukan oleh masyarakat di Kampung Yongsu Spari, jika tidak dilakukan maka akan ada malapetaka yang terjadi di kampung. Oleh sebab itu, kami sangat berterima kasih juga dengan kehadiran penerintah daerah, yang menyaksikan secara langsung ritual ini.”
“Ke depannya bisa menjadi agenda rutin secara umum, sebagai satu agenda wisata bagi seluruh masyarakat,”tanbahnya. (*)
Discussion about this post