Jayapura, Jubi – Pelayanan penumpang kapal rute dari dan tujuan Jayapura menggunakan armada PT Pelayaran Nasional Indonesia atau Pelni dalam triwulan terakhir masih tampak normal. Belum ada lonjakan penumpang yang signifikan, baik keberangkatan dari Pelabuhan Jayapura maupun yang masuk dari luar.
Kepala PT Pelni Cabang Jayapura, Selamat Yanuardi mengatakan, dalam tiga bulan terakhir aktifitas warga yang menggunakan jasa transportasi kapal Pelni masih dalam tahap normal. “Triwulan terakhir ini normal saja, karena tidak ada event-kan,” ujar Yanuardi kepada Jubi saat ditemui di Kantor Pelni Cabang Jayapura di Jalan.Argapura No.15 Kota Jayapura, Papua, pada Jumat (6/10/2023).
Ia memerinci sampai dengan Juli jumlah penumpang turun sebanyak 16.161 pax dan penumpang naik sebanyak 18.498 pax. Kemudian, pada Agustus jumlah penumpang turun 11.080 pax dan penumpang naik 8.358 pax. Sedangkan pada September penumpang turun sebanyak 8.131 pax dan penumpang naik. 9.667 pax.
Sementara saat peek season atau musim ramainya penumpag menurut Selamat, hal itu terjadi pada saat Lebaran, liburan panjang sekolah, serta Natal dan Tahun Baru (Nataru).
“Di Pelni sendiri ramainya [para penumpang] ada tiga musim, Lebaran, Liburan, dan Nataru. Kalau di Papua ramenya [ramai] para penumpang pas Nataru,” katanya.
Lebih lanjut, ia mengatakan bila musim Lebaran kebanyakan penumoang tujuan di luar Papua. Namun sebaliknya, saat Nataru tujuannya masih di wilayah Papua.
“Kalau Lebaran, dari jauh seperti Ambon, Bau-bau, Makassar, itu ramai [penumpang] dari Jayapura ke luar.[Sedangkan Nataru itu Papua. Sekitar Papua, seperti Serui, Nabire, Biak, Manokwari Sorong. Itu aja bedanya,” katanya.
Yanuardi menyebut PT. Pelni mengoperasikan lima armada yang biasa dikenal dengan nama kapal putih untuk melayani rute Pelabuhan Jayapura. Ke-lima kapal PT Pelni itu masing-masing kapal motor KM Labobar, KM Dobonsolo, KM Ciremai, KM Sinabung, dan KM Gunung Dempo. Dari kelima kapal motor tersebut, KM Sinabung satu-satunya yang masih menyediakan ruangan kelas. Lainnya hanya tersedia kelas ekonomi.
“Kadang-kadang [bila] ada kegiatan atau event, biasa dipersiapkan untuk itu [misalnya tamu VIP],” katanya.
Ditanya dukungan PT Pelni dalam kegiatan Sail Teluk Cenderawasih di Biak pada November nanti, untuk menyediakan hotel terapung. Ia belum mengetahui kabar pasti.
“Itu yang menentukan dari PT Pelni Pusat, biasanya [kalau ada], kami diberitahukan dari pusat [jika dibutuhkan]. Namun, sampai sekarang kami belum dapat info kapal apa,” ujarnya.
Namun, PT Pelni menyediakan layanan tambahan atau add on. Fasilitas yang didapatkan berupa kabin kamar kelas sesuai seat, bantal, sprey, selimut dan sanitasi seperti sabun, sikat gigi.
“Jadi, meski kelas tidak ada itu, penumpang bisa memanfaatkan layanan add on. [Setelah] beli tiket ekonomi lalu bisa, [lalu penumpang bisa] membeli layanan add on dengan tambahan biaya layanan disesuaikan dengan tujuannya,” katanya.
Kepala Opersional PT Pelni Cabang Jayapura, Ferdi Masengi menambahkan, tarif yang dikenakan kepada penumpang PT Perlni untuk jarak dekat dari pelabuhan Jayapura sebesar Rp150 ribu dan jarak terjauh sebesar Rp350 ribu. Ia mencontohkan untuk penumpang kapal KM Gunung Dempo dari Jayapura tujuan Wasior, Teluk Wondama, Papua Barat dikenakan biaya sebesar Rp150 ribu.
Untuk pelayanan loket tiket, PT Pelni sudah menggunakan pembayaran non-tunai. Sementara melihat kebiasaan masyarakat Papua, masih banyak membayar secara tunai, maka PT Pelni Cabang Jayapura menyediakan BRILink.
“Kalau pelanggan yang msih membayar tunai kami arahkan melalui Brilink, sebab ada juga buka loket dekat dengan loket kami, untuk akomodir pembelian tunai,” kata Ferdi.
Saat ini jadwal pelayaran kapal PT Pelni terjadwal dan tersedia yaitu pada Oktober. Sementara untuk November dan Desember 2023 jadwalnya masih menunggu rencana dari pusat. (*)