Papua No. 1 News Portal | Jubi
Ottawa, Jubi – Demonstrasi menentang kewajiban vaksin di Kota Ottawa memasuki hari ke-10 dan melumpuhkan kota. Sedangkan pemerintah mengatakan mereka tidak akan mundur dalam persoalan tersebut.
โJumlah demonstran yang berkemah di ibu kota Kanada melebihi petugas polisi dan mereka mengendalikan situasi,โ kata Wali Kota Ottawa, Minggu. (6/2/2022).
Baca juga : AS hendak sumbangkan 500 juta dosis vaksin Covid-19 ke dunia
Kerusuhan saat protes pembatasan sosial di Belanda tak kunjung reda merambah pembakaran sekolah
Ini resiko warga Singapura penolak vaksin jika tertular Covid-19
Selain itu demonstrasn juga menggelar aksi yang mereka sebut “Konvoi Kebebasan” yang dimulai sebagai sebuah gerakan yang menentang wajib vaksin bagi para sopir truk di Kanada. Namun aksi itu berubah menjadi aksi melawan aturan kesehatan publik dan Pemerintahan Perdana Menteri Justin Trudeau.
“Konvoi boleh tidak setuju, tapi mereka tidak berada di atas hukum dan harusnya ada penyelesaian damai atas (persoalan) ini secepat mungkin,” kata Menteri Keselamatan Publik Kanada Marco Mendicino kepada Stasiun TV CBC, dikutip Reuters dan Antara..
Ia mengatakan vaksin yang diterapkan pemerintah sebagai mandat pemungutan suara dalam pemilihan tahun 202 lalu. โDan kami hanya melaksanakan janji yang kami buat dengan dukungan sebagian besar rakyat Kanada,” kata Marco menambahkan.
Para demonstran telah melumpuhkan pusat Kota Ottawa selama sembilan hari terakhir, beberapa di antaranya sambil mengibarkan bendera Konfederasi atau Nazi, dan beberapa lainnya mengatakan mereka ingin membubarkan Pemerintah Kanada.
Di tengah bunyi klakson dan sesekali letupan petasan, aksi para demonstran โtermasuk mendirikan sauna portabel, dapur umum dan istana mainan anak-anakโ telah membuat marah penduduk yang menyalahkan polisi karena tidak melakukan apa-apa. (*)
Editor : Edi Faisol
Discussion about this post