Jayapura, Jubi – Turnamen pramusim siap digelar Juli 2023 mendatang, sementara tim berjuluk Mutiara Hitam belum menyeleksi pemain, bahkan belum ada tanda-tanda merekrut pelatih baru pengganti Ricky Nelson. Padahal tim Liga 2 lainnya seperti PSM Yogyakarta, Persela Lamongan dan PSMS Medan serta Srwijaya FC sudah menyiapkan tim.
Benny Jensenem mantan defender Persipura era 1970-an kepada Jubi belum lama ini mengatakan, persiapan tim untuk kompetisi pada September mendatang harus dimulai dari sekarang.
“Minimal tiga bulan jelang kompetisi mulai dari penetapan pelatih dan asisten agar mulai merekrut serta menyeleksi pemain-pemain yang akan berlaga,” katanya.
Dia menambahkan Persipura sudah harus segera mempersiapkan tim terutama merekrut pemain untuk melakukan latihan dan uji coba bertanding.
Hal senada juga dikatakan mantan kapten Persipura era 1990-an Ferdinando Fairyo yang meminta agar pihak manajemen segera mempersiapkan tim, karena sudah lama tidak pernah berlatih alias vakum.
“Dengan minimnya persiapan tim, tentu akan berdampak pada prestasi yang tidak bisa diharapkan oleh para penggemar,” kata Fairyo dihubungi Jubi, Selasa (27/6/2023).
PT Persipura Papua
Tim berjuluk Mutiara Hitam yang kini berbadan hukum menjadi PT Persipura Papua didirikan pada 2008 untuk memenuhi persyaratan mengikuti Liga Super Indonesia (LSI) 2008–2009 yang juga menandai era profesional.
Sementara itu, pihak pengurus Persipura masih menanti mantan manajer Persipura Yan Mandenas untuk memberikan laporan pertanggunganjawaban kepada pihak sponsor, Bank Papua dan PT Freeport Ind.
Mandenas yang juga anggota DPR RI mengaku waktu itu bahwa tidak sanggup mengelola tim sepenuhnya, jika tidak ada anggaran atau modal dasar dari manajemen klub berjuluk Mutiara Hitam tersebut.
“Kalau saya diberikan modal dasar maka semenjak masa transisi Persipura degradasi ke Liga 2, saya sudah bisa bergerak untuk mengontrak pemain dan pelatih,” katanya di Jayapura seperti dilansir Antara.
Ketika ditunjuk sebagai manajer tim, kata dia, hanya bersifat membantu untuk meringankan persoalan yang saat ini terjadi, tetapi tidak sepenuhnya tanggung jawab diembankan kepadanya, termasuk mengurusi panitia pelaksana (panpel) pertandingan.
“Saya senang dan bersyukur menjadi manajer tetapi jangan semua tugas diberikan kepada saya, pasti saya tidak mampu apalagi tidak ada dana sama sekali,” katanya kala itu.
Dia juga menambahkan saat menjadi manajer tim berjuluk Mutiara Hitam ia menggunakan dana awal darinya, untuk mencari sponsor hingga mengembalikan kepercayaan dari pihak Bank Papua dan juga PT Freeport Ind untuk berlaga di Liga 2 Indonesia.
“Persipura diserahkan kepada saya dengan kondisi nol rupiah. Sekarang semua proses pembiayaan Persipura di awal perjalanan yang sementara ini jalan dilakukan secara saya pribadi, walaupun saya bukan pemilik klub. Saya prihatin dan saya sebagai salah satu pecinta sepak bola dan penggemar Persipura, Sehingga saya berani all out dengan kondisi apa adanya, saya harus dorong tim ini untuk maju, karena saya tidak melihat sebagai siapa pemilik dan pemegang saham. Walaupun sampai dengan hari ini sponsor baru Freeport mau bantu awalnya 2 miliar, tapi kita terus negosiasi dan Freeport naikkan sponsor jadi 4 miliar rupiah tahap pertama, dan 3 miliar setelah lolos liga 1,” kata Yan Mandenas, saat memberikan keterangan pers di Jayapura, Senin, (18/7/2022), sebagaimana dilansir dari lintaspapua.com.
Menurut Mandenas Persipura sebenarnya butuh dana sebesar Rp 21 miliar untuk berlaga dalam Liga 2 Indonesia musim 2022/2023. Lalu sekarang tim berjuluk Mutiara Hitam di bawah naungan PT Persipura Papua harus mencari dana sebesar berapa miliar untuk berlaga di musim 2023/2024 mendatang? Ataukah menanti pertangunganjawaban manajer musim lalu Yan Mandenas di tengah kesibukan sebagai seorang politisi?. (*)