Wamena, Jubi – Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Badan Perencanaan Pembangunan Nasional atau Bappenas, Vivi Yulaswati di awal Februari 2024 mengunjungi Sekolah Asrama Taruna Papua atau SATP di Mimika, Papua Tengah.
SATP adalah sekolah berbasis asrama milik Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amugme dan Kamoro (YPMAK) yang dikelola oleh Yayasan Pendidikan Lokon (YPL) perwakilan Timika.
Saat ini terdapat 1.139 pelajar SD dan SMP, 78 guru, dan 77 pembina asrama. Anak-anak di SATP berasal dari sekitar kawasan tambang PTFI, mengutamakan suku dari Amungme dan Kamoro, serta 5 suku kekerabatan lainnya.
Senior Vice President Community Development, Nathan Kum mengatakan dalam menjalankan usaha pertambangan, PT Freeport Indonesia memperhatikan pembangunan masyarakat Amungme, Kamoro, dan 5 suku kerabat, serta masyarakat Papua lainnya.
“SATP adalah bagian dari investasi sosial yang telah menjadi komitmen PTFI kepada generasi muda Papua. Bagi kami, pendidikan yang berkualitas dan bermartabat bagi anak-anak Papua adalah prioritas,” kata Nathan dalam siaran pers PTFI yang diterima redaksi Jubi, Senin (26/2/2024).
Selain di bidang pendidikan, investasi sosial PTFI mencakup bidang pemberdayaan masyarakat, sosial budaya, olahraga, infrastruktur, kesehatan, dan ekonomi.
Kepala Sekolah SATP, Johana Tnunay mengatakan sekolahnya tetap mengembangkan kurikulum merdeka yang diturunkan dalam kurikulum berbasis kehidupan kontekstual Papua. Kurikulum berbasis pengalaman nyata bersama pelajar itu, akan membangun teori pengetahuan dan karakter sebagai pemimpin saintis dan entrepreneur.
“Di sekolah ini 60 persen kegiatan anak-anak adalah praktik. Teori-teori abstrak kita bawa ke praktik. Misalnya ekologi, ekonomi, entrepreneur, teknologi informasi, dan bahasa,” katanya.
Kepala Perwakilan Yayasan Pendidikan Lokon SATP, Andreas Ndityomas mengatakan selain pelajaran reguler, ada pula program adaptasi. Dalam program itu, pendidik mendalami kompetensi tiap individu dan meningkatkan kompetensinya.
“Misalnya dalam proses pendalaman ternyata ada yang belum bisa menulis, membaca, maka nanti ada sesi khusus untuk membantu meningkatkan keterampilan tersebut. Lalu anak-anak juga diarahkan mengikuti ekskul sepakbola, marching band, menari, melukis, olah vokal, membuat film pendek, juga keterampilan membuat noken,” kata Andi.
Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam, Vivi Yulaswati, yang berdialog dan melihat dari dekat beragam kegiatan di SATP menyatakan kekagumannya kepada proses pembelajaran yang diikuti setiap peserta didik yang ada.
“Senang sekali berada di antara anak-anak di Sekolah Asrama Taruna Papua. Buat saya, ini pengalaman luar biasa menemukan sekolah yang lengkap dan juga membawa anak-anak dari berbagai tempat di Papua. Paling tidak, ada 7 suku di sini,” kata Vivi Yulaswati.
Vivi berharap anak-anak bersekolah dengan penuh semangat di SATP dan terus melanjutkan sekolah hingga ke jenjang yang lebih tinggi.
“Tidak boleh putus sampai SMA, kalau bisa ke perguruan tinggi, untuk bersama-sama membangun Papua dan pastinya Indonesia yang maju,” katanya. (*)
Discussion about this post