Jayapura, Jubi – Melanesian Spearhead Group atau MSG menandai tonggak sejarah lain pada pekan ini. Organisasi kerja sama negara Melanesia itu merayakan hari jadinya yang ke-36 dalam peringatan di Port Villa, Vanuatu, pada 14 Maret 2024.
MSG resmi didirikan melalui penandatanganan Prinsip-prinsip Kerja Sama yang Disepakati Antar Negara-Negara Merdeka Melanesia pada tanggal 14 Maret 1988 di Port Vila, Vanuatu. MSG berperan penting dalam mengatasi berbagai permasalahan yang berkaitan dengan para anggotanya.
Dalam sambutannya, Direktur Jenderal MSG, Leonard Louma mengatakan “[pencapaian] ini merupakan perjalanan roller coaster selama 36 tahun bagi MSG. Sejak awal berdirinya, MSG menghadapi tantangan dalam mengupayakan koordinasi upaya yang lebih baik dalam memperjuangkan isu-isu politik yang menjadi kepentingan para anggotanya, meningkatkan kerja sama dalam bidang perdagangan dan ekonomi, meningkatkan promosi budaya, tradisi, dan nilai-nilai Melanesia, serta mewujudkan aspirasi ambisius untuk berbagi sumber daya dan jasa,” kata Louma.
Semua upaya itu bertujuan untuk mencapai tujuan pertumbuhan ekonomi, pembangunan berkelanjutan, tata kelola yang baik, dan keamanan. Louma mengingat bagaimana banyak pihak memandang sebelah mata upaya dari negara-negara Melanesia untuk membangun MSG.
“Orang-orang sinis dan pengamat politik pada saat itu, dan saya kira masih ada yang masih melakukan hal tersebut hingga saat ini, tidak pernah berpikir bahwa kita bisa bertahan selama ini. Komentar seperti “solidaritas MSG terlalu dilebih-lebihkan” atau “meskipun ada retorika, kepentingan negara-negara MSG tidaklah sama” merupakan hal yang umum dan disajikan sebagai alasan mengapa MSG hanya sebuah tren. Apa yang mereka abaikan adalah nilai-nilai dan budaya Melanesia yang kita miliki bersama, ketahanan bawaan masyarakat kita untuk mengatasi kesulitan, serta tekad dan kegigihan para pemimpin politik kita untuk mencapai tujuan mereka.”
Meskipun menghadapi tantangan dan skeptisisme dari beberapa pihak, MSG tetap bertahan, didukung oleh nilai-nilai Melanesia, ketahanan, dan tekad para pemimpinnya. Permasalahan seperti dikeluarkannya Fiji dari Forum Kepulauan Pasifik (PIF) dan perselisihan perdagangan antar negara anggota telah berhasil diselesaikan, menunjukkan kekuatan kerja sama dalam MSG.
Louma mencatat bahwa selama bertahun-tahun upaya kerja sama MSG telah menghasilkan kemajuan yang signifikan di berbagai sektor. Kerja sama imigrasi dalam bentuk penyederhanaan prosedur visa memungkinkan kemudahan masuk jangka pendek bagi warga negara dari negara anggota MSG. Selain itu, diskusi telah dimulai mengenai penerapan Kartu Perjalanan Bisnis MSG, yang menyederhanakan perjalanan bagi para eksekutif bisnis di seluruh wilayah.
Pada tahun 2005, sebuah perjanjian dicapai untuk memungkinkan pasangan warga negara yang bekerja dari negara anggota MSG untuk mencari pekerjaan di negara tuan rumah. Inisiatif seperti Skema Gerakan Keterampilan bertujuan untuk meningkatkan mobilitas tenaga kerja dalam MSG.
MSG juga telah membuat kemajuan di bidang sosial dan budaya, dengan perjanjian yang membahas hak asuh anak, pengetahuan tradisional, dan ekspresi budaya. Acara olahraga seperti Piala Perdana Menteri MSG juga telah mengangkat nama baik kawasan, dan menyigi bakat dan kemampuan para atlet negara anggota MSG.
Pendidikan menjadi prioritas, dengan rencana untuk memperkuat kolaborasi antar universitas nasional dan peluncuran Beasiswa Walter Lini yang didukung oleh Pemerintah Australia. Di sektor peradilan dan keamanan, perjanjian telah dibuat untuk memfasilitasi kerja sama hukum dan meningkatkan strategi keamanan regional. Kolaborasi media dibina untuk mempromosikan budaya Melanesia dan bertukar konten berita.
Keputusan seperti Deklarasi Efate tentang Keamanan dan Deklarasi Udaune tentang Perubahan Iklim menggarisbawahi komitmen kelompok tersebut terhadap isu-isu regional. Dengan sikap tegas terhadap penambangan dasar laut dan dorongan untuk Pasifik Bebas Bahan Bakar Fosil, MSG berada di garis depan dalam advokasi lingkungan hidup kawasan Pasifik.
Dengan menekankan pengaturan keamanan dan kedaulatan swadaya, MSG terus menegaskan relevansi dan kepemimpinannya di kawasan. Ke depan, MSG tetap teguh dalam komitmennya untuk mengatasi kebutuhan dan tantangan Melanesia yang terus berkembang. Upaya untuk memperkuat komitmen dan kewajiban dalam kelompok itu menggarisbawahi tekad mereka untuk memainkan peran kepemimpinan di kawasan.
Louma mengatakan para pejabat senior MSG akan bertemu sebagai komite untuk memperkuat komitmen dan kewajiban terhadap MSG. “MSG memposisikan dirinya untuk memainkan peran kepemimpinan yang sah di kawasan ini. Semangat ketangguhan masyarakat Melanesia yang tak tergoyahkan akan membantu kita bertahan selama 36 tahun ke depan dan seterusnya,” kata Louma. (*)
Discussion about this post