Wamena, Jubi – Universitas Amal Ilmiah Yapis Wamena menggelar seminar mengenai pemekaran Daerah Otonomi Baru (DOB), strategi percepatan pembangunan menuju Papua Emas 2045, Senin (20/2/2024), di Aula Anwaruddin kampus dan mengundang Penjabat Gubernur sebagai pembicara.
Rektor Universitas Amal Ilmiah Yapis Wamena, DR. Rudihartono Ismail mengatakan seminar yang dilakukan menandakan bahwa atmosfer akademik yang ada di UNAIM Yapis Wamena berjalan baik, tentu dengan menghasilkan suatu karya yang akan direkomendasikan nantinya ke pemerintah daerah.
“Harapan kita, dengan dilaksanakannya seminar terkait dengan pemekaran DOB ini, maka bagaimana percepatan pembangunan untuk menuju Papua Emas di 2045 dapat berjalan dengan program kerja pemerintah daerah,” katanya.
Diharapkan semua yang menjadi kebijakan publik akan menjadi kajian-kajian akademis, yang nantinya menjadi rujukan oleh pemerintah yang ada di Provinsi Papua Pegunungan.
Selain itu dalam penjajakan kolaborasi perguruan tinggi bersama Pemerintah Povinsi Papua Pegunungan, menurut rektor merupakan suatu angin segar bagi perguruan tinggi. Dengan adanya kolaborasi itu, akan memberikan gambaran bahwa bagaimana percepatan pembangunan yang ada di wilayah Papua Pegunungan akan bisa terwujud dengan bertahap yang akan dilaksanakan.
“Apa yang disampaikan gubernur, tentu dengan percepatan inilah yang menjadi kewajiban kita untuk saling berkolaborasi di dalam memberikan layanan dasar kepada masyarakat,” kata Rudihartono Ismail.
Penjabat Gubernur Papua Pegunungan, Velix Vernando Wanggai menyatakan jika pemerintah tidak dapat berjalan sendiri dan membutuhkan setiap perguruan tinggi sebagai pusat-pusat gagasan dan pemikiran yang berguna untuk merumuskan kebijakan di Papua Pegunungan.
“Kami juga menjalin kerja sama dengan UNAIM Yapis Wamena untuk riset, penelitian, dan jika ada mahasiswa-mahasiswi yang ingin magang, kami juga melakukan kerja sama dengan tiga perguruan tinggi lainnya seperti Universitas Balim Papua,” katanya.
Selain itu pemerintah provinsi membuka pendampingan dari kampus untuk model-model percontohan pembangunan ekonomi, pertanian, pengembangan logistik dan lainnya, dan juga terbuka bagi magang setiap mahasiswa sebagai program merdeka belajar di berbagai OPD di Pemerintah Provinsi Papua Pegunungan.
Dekan Fakultas Ilmu Sosial, Ilmu Politik dan Hukum Universitas Amal Ilmiah Yapis Wamena, Telly Nancy Silooy mengatakan hal yang melatarbelakangi seminar bahwa dengan kehadiran Provinsi Papua Pegunungan yang merupakan salah satu pemekaran DOB memberikan angin segar dalam percepatan pembangunan, dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat di wilayah Lapago.
Provinsi baru ini diharapkan menjadi tolak ukur yang mengubah paradigma pembangunan dan pelayanan yang terfokus pada kebutuhan masyarakat, mendekatkan pemerintah dengan rakyat, dan memastikan bahwa pembangunan yang dilaksanakan lebih efektif dan terarah.
“Dengan demikian perlu adanya sinkronisasi dan sinergitas antara berbagai pihak dalam mendukung ketercapaian pelaksanaan pembangunan yang di mulai dari mengidentifikasi lingkungan internal yaitu mengetahui bagaimana kekuatan, kelemahan yang dimiliki,” katanya.
Selain itu dari sisi eksternal yaitu peluang dan ancaman yang ada di daerah, sehingga menghasilkan perencanaan yang berbasis pada isu-isu strategis agar pelaksanaan pembangunan dapat menghasilkan pembangunan yang benar-benar menyentuh kebutuhan masyarakat.
“Di situlah perguruan tinggi hadir dengan berbagai hasil-hasil kajian dari berbagai aspek sosial, budaya, ekonomi, hukum dan politik untuk mendukung perencanaan pembangunan di daerah ini,” katanya. (*)
Discussion about this post