Jayapura, Jubi – Langkah SSB Heijnes di turnamen Garuda International Cup III yang berlangsung di ASIOP Training Ground Sentul, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (8/7/2023) harus terhenti di babak semifinal usai kalah adu penalti (2-4) kontra Diklat Merden asal Jawa Tengah.
Meski gagal di semifinal, pelatih SSB Heijnes Moses Banggo berharap talenta muda Papua yang tampil pada ajang tersebut bisa dilirik oleh tim nasional Indonesia persiapan Piala Dunia U-17. Pasalnya turnamen GIC III ini juga menjadi ajang pencarian bakat untuk diseleksi masuk tim asuhan Bima Sakti.
“Lewat ajang ini kiranya banyak pemandu bakat yang bisa lihat talenta atau kemampuan anak-anak Papua terutama untuk bisa dilirik dan masuk ke pelatnas timnas U-17,” kata mantan pemain Persipura itu dihubungi Jubi, Minggu (9/7/2023).
Laga semifinal antara SSB Heijnes vs Diklat Merden harus diakhiri dengan adu penalti karena kedua tim bermain sama kuat tanpa gol sepanjang waktu normal.
Pada babak adu penalti tersebut, dua pemain SSB Heijnes gagal membobol gawang Diklat Merden.
“Hasil pertandingan semifinal kami kalah adu penalti 2-4 setelah diwaktu normal bermain draw 0-0. Dari lima penendang, dua penendang gagal, dan satu pemain lagi belum sempat mengeksekusi,” kata Moses Banggo.
Ia mengaku permainan anak didiknya sudah sesuai instruksi. Sayang, meski banyak membuat peluang namun keberuntungan belum berpihak.
“Pada pertandingan kemarin sebenarnya berjalan dengan baik dan kami memiliki banyak peluang untuk cetak gol namun tidak terjadi gol sampai waktu normal habis. Lawan juga bermain baik dan mereka terlihat men-delay permainan karena mengejar penalti,” ujarnya.
Walau gagal melaju ke final, ia berharap SSB Heijnes tak pulang dengan tangan hampa pada perebutan peringkat ketiga yang akan berlangsung siang ini.
“Harapannya siang ini tim kita bisa meraih kemenangan untuk dapat peringkat ketiga,” sebutnya. (*)