Jayapura, Jubi – Mantan politisi dan gubernur Dame Josephine Abaijah mengatakan dia berencana untuk memiliki setidaknya empat perempuan terpilih menjadi anggota Parlemen dalam Pemilihan Umum 2027 (GE27). Dia berbicara saat peluncuran Yayasan Dame Josephine Abaijah di APEC House di Port Moresby, Sabtu (15/10/2022).
“Salah satu hal yang akan dilakukan yayasan ini adalah memastikan bahwa di parlemen berikutnya kita akan memiliki lebih banyak perempuan di parlemen.
“Kami akan melihat apakah kami dapat mendirikan universitas yang melayani para wanita,” katanya sebagaimana dilansir https://www.thenational.com.pg/dame-josephine-plans-to-help-women-through-foundation.
Perempuan berusia 82 tahun ini adalah mantan gubernur Milne Bay (1997-2002) dan perdana menteri Central (1977-1982).
“Saya ingin membantu orang-orang seperti Gubernur Pusat kami [Rufina Peter]. Anda [Rufina] memiliki peran besar untuk membuat Provinsi Tengah tumbuh. Karena Provinsi Tengah adalah tempat lahirnya Papua,” kata Josephine.
Dalam laporan sebelumnya yang diberitakan The National bulan lalu, Dame Josephine mengatakan yayasan tersebut akan bekerja dengan berbagai organisasi perempuan termasuk gereja.
“Ada hal lain yang bisa dilakukan yayasan, membantu anak-anak, penyandang disabilitas, dan terutama yang bisa kami lakukan untuk perempuan. Mungkin bukan hanya perempuan Papua tapi kita bisa berani membantu orang lain yang mengalami kesulitan,” katanya.
Dia mengatakan yayasan itu juga akan membantu kaum perempuan dalam bidang olahraga sebab sekarang mereka telah masuk ke liga rugby dan ini merupakan olahraga yang selalu didominasi kaum pria.
“Tidak berbeda dengan yayasan lain, tetapi kami akan memastikan bahwa tujuan utamanya adalah untuk membantu perempuan,” katanya.
“Ada banyak hal yang bisa kita lakukan, saya ingin kaum perempuan saling mendukung. Saya tidak ingin mereka bertengkar atau iri satu sama lain,” tambahnya.
Sementara itu, Gubernur Pusat, Rufina Peter, yang baru terpilih dalam Pemilu PNG Agustus lalu, tampil sebagai pembicara tamu dalam acara tersebut, mengatakan hubungan pribadinya dengan Dame Josephine terjadi pada 1977 ketika dia masih di sekolah dasar.
“Dalam pemilihan itu [pada 1977] dan pemilihan selanjutnya yang melibatkan dia [Dame Josephine], di situlah saya datang untuk melihat dan mengagumi Dame Josephine Abaijah,” kata Peter.
“Saya hanya melihat di kampanye, tidak hanya dia percaya diri tetapi pesannya, merchandise yang menyertainya, Papua Besena, dan semangat yang dimiliki timnya. Semua yang dilakukan timnya saya pelajari dan saya sangat terkesan,” tambahnya.
“Dan itu meninggalkan kesan di benak saya, bukan untuk menjadi pemimpin politik tetapi hanya bahwa seorang perempuan yang luar biasa dalam apa yang dia yakini dan bagaimana dia melakukan kampanyenya sendiri,” kata Peter.
Rufina Peter menambahkan bahwa negara itu menghadapi gangguan dalam sistem nilai.
“Jadi apa yang kita lakukan tentang hal itu di komunitas, dalam keluarga sebagai gereja, apa pesan kita dan bagaimana kita berkontribusi?” Karena kita memang perlu mengatur ulang nilai-nilai, dan identitas kita sebagai orang Papua,” katanya. (*)