Jayapura, Jubi – Usai diperiksa oleh tim dokter dari Singapura, Gubernur Papua Lukas Enembe mengatakan tensi darahnya masih tinggi dan belum stabil. Ia juga menyebutkan dokter yang memeriksanya memberitahukan ada enam masalah yang mereka temukan setelah pemeriksaan.
“Setelah pemeriksaan, Dokter temukan enam masalah. Diantaranya jantung dan darah tinggi. Darah tinggi ini bisa mengakibatkan saya stroke lagi kalau tidak ditangani baik,” kata Enembe saat ditemui usai pemeriksaan di kediaman pribadinya di Koya Tengah, Distrik Muara Tami, Kota JayapuraSelasa (11/10/22) sore.
Enembe menambahkan semua temuan dokter yang melakukan pemeriksaan akan dijelaskan oleh Dokter Anton Mote yang memimpin pemeriksaan dan ketua tim kedokteran Gubernur Papua.
“Hasil pemeriksaan secara lengkap nanti biar dijelaskan dokter Mote,” kata Enembe.
Dari pantauan Jubi di kediaman pribadi Lukas Enembe, ia diperiksa oleh 2 dokter masing-masing 1 dokter spesialis jantung dan 1 dokter internis, serta seorang perawat. Pemeriksaan hanya dihadiri oleh keluarga dan tim dokter selama lima jam lebih.
Ditemui sebelum pemeriksaan, Dokter Anton Mote yang memimpin pemeriksaan Gubernur Papua ini menyebutkan dua dokter yang datang adalah Cheng Ho Patrick dan Mariana binti Ayob. Sementara perawat yang datang bersama dua dokter tersebut bernama Snooky Tabiliras Lagas.
“Cheng Ho Patrick spesialis jantung, Mariana binti Ayob dokter internis,” sebut Dokter Mote.
Dokter Mote mengatakan hasil tensi darah Gubernur Enembe belakangan ini sedang tidak stabil. Pada Senin 03 Oktober 2022, tekanan darah Gubernur berada di angka 150 hingga 190/100.
Dengan tekanan darah tersebut, kondisi Gubernur Papua sudah masuk kategori krisis hipertensi dengan gejala lainnya adalah nyeri dada, nyeri punggung, lemas, perubahan pada penglihatan dan kesulitan berbicara. (*)