Jayapura, Jubi – Hampir dua bulan terakhir, warga Kabupaten Merauke, Papua hanya bisa mengakses internet di titik tertentu.
Situasi ini disebabkan putusnya Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) Merauke-Timika, sejak akhir Maret 2022 lalu.
Salah satu warga Merauke, Nuryani mengatakan situasi ini sangat mengganggu warga. Tidak hanya mereka yang sehari hari bekerja menggunakan akses internet, juga bagi warga lain saat akan berkomunikasi menggunakan fasilitas layanan internet.
“Kami di Merauke yang menggunakan paket data, hanya bisa mengakses internet di titik titik tertentu. Misalnya di kantor bupati, Polres, dan kawasan Bandara Mopah,” kaya Nuryani saat dihubungi Jubi, Sabtu (14/5/2022).
Katanya, internet di tempat tempat tertentu semisal kafe atau hotel, juga dapat diakses. Namun bagi sebagian besar warga ini bukan pilihan utama. Sebab saat akan mengakses internet di tempat tempat itu , tentu saja mereka mesti mengeluarkan biaya tambahan.
“Kalau mau akses internet di kafe atau [restoran] hotel setidaknya kita mesti mengeluarkan uang untuk membeli makanan atau minuman. Harganya tentu selisih jauh dengan makanan dan minuman di luar,” ucapnya.
Nuryani yang sehari hari bekerja sebagai seorang jurnalis ini mengatakan, saat akan mengirim berita dan foto ke redaksinya, ia mesti mencari lokasi tertentu untuk mendapat akses internet.
“Saya harus putar putar Kota Merauke baru bisa kirim foto dan berita. Belum lagi untuk urusan sekolah anak, butuh waktu mengunduh tugas tugas sekolahnya,” ujarnya.
Ia berharap, gangguan akses jaringan internet di Kabupaten Merauke dapat segera teratasi. Sebab, pada masa sekarang akses internet merupakan salah satu kebutuhan utama masyarakat dalam kehidupan sehari hari.
“Kondisi akses internet di Merauke kini, benar benar sangat menyulitkan warga. Tidak hanya dalam bekerja, juga untuk berkomunikasi sehari hari. Misalnya saat hari raya Idul Fitri awal Mei ini. Kami sangat kesulitan berkomunikasi dengan keluarga di luar daerah,” kata Nuryani.
PT. Telkom Indonesia (Persero), mengungkap tiga penyebab potensial putusnya Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) Merauke-Timika hingga mengakibatkan sulitnya akses komunikasi di kawasan itu.
Direktur Network and IT Solution Telkom Indonesia Herlan Wijanarko dalam konferensi pers di Kementerian Kominfo pada Selasa, mengatakan penyebab pertama karena kondisi geografis.
“Kita memiliki SKKL di jalur gunung berapi bawah laut, nah itu juga yang kita hadapi di sekitar Papua,” kata Herlan. Menurutnya, ketika aktivitas vulkanik bawah laut terjadi, ada kemungkinan besar kabel komunikasi itu terputus.
Penyebab kedua yang mungkin membuat kabel fiber optik SKKL Merauke-Timika terputus, adalah terjadinya longsor di bawah laut. Situasi itu memungkinkan kabel terhantam longsoran dan putus.
Penyebab potensial ketiga menurutnya, aktivitas nelayan yang melakukan penangkapan ikan dan membuat jaringan kabel tersangkut hingga terputus.
“Kalau kabel di laut dangkal, dengan adanya aktivitas nelayan memang kerap kali kabelnya itu tersangkut sama jangkar. Itu beberapa kemungkinan yang biasanya membuat kabel bawah laut terputus,” ucapnya.
Akan tetapi lanjut dia, untuk memstikan penyebab putusnya kabel laut Merauke-Timika, baru dapat dipastikan bisa saat sudah diangkat ke permukaan.
Berdasarkan pengukuran Telkom Indonesia, kabel laut yang putus dalam rangkaian SKKL Merauke-Timika terjadi di kedalaman 60 meter. Diperkirakan putusnya kabel berjarak sekitar 270 kilometer dari Merauke. Perbaikan putusnya SKKL Merauke-Timika itu diharap dapat selesai sebelum akhir Mei 2022. (*)
Discussion about this post