Jayapura, Jubi – Meski Konggres Masyarakat Adat Nusantara (KMAN) ke VI akan dilaksanakan pada 24-30 Oktober 2022. Panitia sudah menyiapkan sebanyak 25 pemuda untuk meliput jalannya KMAN ke VI di Bumi Dafonsoro wilayah adat Tabi.
Hal ini dikatakan Amos Soumilena, anggota Bidang Humas, Keamanan dan Bantuan Hukum Panitia Penyelenggaraan KMAN ke VI kepada jubi.id di sela-sela pelatihan jurnalis adat di sekretariat KMAN di Stadion Barnabas Youwe, Selasa (23/8/2022).
“Iya pelatihan ini penting bagi mereka agar nanti sebelum KMAN ke VI maupun persiapan para jurnalis yang berasal dari masyarakat adat ini sudah mampu meliput kegiatan mereka sendiri,” kata Amos Soumilena seraya menambahkan para peserta harus serius agar menjadi jurnalis yang mampu menyampaikan pesan dan kesan peserta kongres termasuk persiapan penyelenggaraan nanti.
Pelatihan yang berlangsung selama dua hari, Selasa (23/8/2022) dan Rabu (24/8/2022) diselenggarakan dengan para trainer dari media local Jubi dan staf Infokom Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN). Diantara para trainer itu antara lain Victor Mambor dan Dominggus Mampioper (keduanya jurnalis senior Jubi), Jean Bisay (Pemimpin Redaksi Jubi), Alfa (staf Infokom AMAN).
Victor Mambor dan Dominggus Mampioper memberikan materi tentang etika dalam media termasuk Undang Undang tentang Pers No:40 Tahun 1999. Selain itu tentang dasar-dasar jurnalistik terutama bagaimana menulis berita, wawancara dan penulisan yang baik.
Hal senada juga disampaikan pemimpin redaksi koran jubi dan jubi.id Jein Bisay tentang prinsip-prinsip dalam penulisan berita. Terutama jurnalis harus memahami apa itu 5 W dan 1 H atau dalam singkatan Adik Simba yang artinya Apa, Dimana, Siapa, mengapa dan Bagaimana. Bisay berharap dengan memakai model dan metode ini diharapkan para journalis adat bisa langsung mempraktekan apa yang mereka dapat dalam pelatihan tersebut.
“Para peserta cukup memahami dan langsung mempraktekan apa yang mereka pelajari. Kata Victor Mambor.
Mambor juga mengingatkan agar para peserta pelatihan harus peka dan jeli dalam melihat situasi.
Peserta pelatihan juga berlatih menulis laporan tentang bagaimana kesiapan warga menyambut KMAN ke VI dengan mempromosikan kue dari tepung sagu. Begitupula dengan laporan lain tentang bagaimana kesiapan warga Kampung Nendali dengan menyediakan sebanyak 20 rumah untuk menampung peserta kongres nanti dari seluruh Indonesia.
Mengutip laporan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) bahwa Kongres Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (KMAN) diselenggarakan setiap lima tahun sekali dan berfungsi sebagai forum pengambilan keputusan tertinggi organisasi. Dalam hal ini utusan – utusan Masyarakat Adat akan melakukan musyarawarah mufakat dalam merumuskan sikap dan pandangan mengkonsolidasikan gerakan Masyarakat Adat, melakukan dialog secara konstruktif dengan pemerintah dan berbagai pihak untuk.membahas, merumuskan dan menetapkan mekanisme penyusunan rencana strategis organisasi serta memilih Sekretaris Jenderal (Sekjen) AMAN dan Dewan AMAN Nasional (DAMANAS) yang baru.
Sejak KMAN, 1999 telah menyelenggarakan KMAN II di Desa Tanjung, Lombok Utara Nusa Tenggara Barat pada 19-25 September 2003, KMAN III di Pontianak Kalimantan Barat pada 17-20 Maret 2007, KMAN ke IV di Tobelo, Halmahera Utara Maluku Utara pada 19-25 April 2012 dan KMAN ke V di Kampung Tanjung Gusta Deli Serdang Sumater Utara pada 15-19 Maret 2017. Saat ini AMAN telah beranggotakan sebanyak 2.449 komunitas Masyarakat Adat yang tersebar di seluruh penjuru Nusantara.(*)