Sentani, Jubi – Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw mengatakan pelayanan Pemerintah Kabupaten Jayapura maupun swasta, termasuk pelayanan kesehatan di rumah sakit atau puskesmas, membutuhkan kreativitas. Hal itu dinyatakan Awoitauw di Sentani, Sabtu (25/6/2022), terkait studi banding para kepala puskesmas di Kabupaten Jayapura ke Jakarta.
Awoitauw menyatakan ada banyak cara untuk menciptakan kreativitas dalam pelayanan publik. Ia mencontohkan studi banding Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura ke Jakarta untuk mempelajari berbagai hal baru dan model pelayanan kesehatan di sana.
“Belum ada informasi kepada saya soal studi banding Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura ke Jakarta. Akan tetapi, untuk pelayanan kesehatan yang terbaik, mereka perlu kreativitas, sehingga puskesmas tidak hanya menjadi tempat bagi orang yang sedang sakit saja. [Harus] ada hal yang lain yang menjadi daya tarik masyarakat untuk datang ke puskesmas, ” ucapnya.
Awoitauw menyatakan jika pelayanan kesehatan di puskemas dikelola secara mandiri, kualitas pelayanan itu akan lebih baik. Ada 19 puskesmas di Kabupaten Jayapura, yang bisa dialihstatuskan menjadi Badan Layanan Usaha Daerah (BLUD) dan menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Akan tetapi, perubahan seperti itu membutuhkan kretivitas pengelola puskesmas. Perubahan seperti itu juga membutuhkan regulasi dan sosialisasi yang baik.
“Jadi, tidak hanya mengharap anggaran pendapatan daerah, tetapi bisa dikolaborasi sehingga semuanya bisa mendapat manfaat dari sistem pelayanan yang dilaksanakan,” katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura, Khairul Lie mengatakan studi banding Dinas Kesehatan ke Jakarta sejalan dengan kebijakan untuk memperkuat operasional puskesmas di Kabupaten Jayapura. Studi banding itu juga akan mempelajari upaya membangun kemandirian puskesmas.
Ia menyatakan pihaknya terus memperbaiki tata kelola puskemas di Kabupaten Jayapura. “Kami sudah mulai tahun ini, dengan membuat beberapa regulasi turunan agar retribusi puskesmas dapat ditata baik sesuai aturan yang berlaku, ” ujarnya
Khairul menyatakan studi banding Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura akan membandingkan pelaksanaan retribusi puskesmas di salah satu puskesmas mandiri di Jakarta. Studi banding itu diharapkan akan memberi model retribusi daerah atas pelayanan puskemas, baik dengan menggunakan konsep serupa ataupun melalui modifikasi model retribusi puskesmas di Jakarta.
“Diharapkan, pada 2023 kami sudah mendapat mekanisme pelaksanaan retribusi puskesmas secara menyeluruh, dengan target Pendapatan Asli Daerah [masing-masing] puskesmas. Jika sudah berjalan dengan baik, maka puskesmas pengelolaannya [akan] menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), sehingga operasional puskesmas dikelola secara mandiri. Tim yang berangkat [studi banding itu adalah] seluruh kepala puskesmas, Bidang Pelayanan Kesehatan. Mereka ke Jakarta, lalu ke Istambul. Ke Istambul refreshing saja, dan biaya ke Istambul adalah tanggungan pribadi,” kata Khairul. (*)
Discussion about this post