Lumajang, Jubi – Gunung Semeru masih mengalami beberapa kali letusan dan guguran pada Sabtu, (28/5/2002). Laporan tertulis petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Semeru di Gunung Sawur menyebutkan pengamatan kegempaan pada Sabtu pukul 00.00-06.00 WIB tercatat lima kali letusan atau erupsi dengan amplitudo 10 hingga 15 milimeter dan lama gempa 55 hingga 65 detik.
“Kemudian lima kali gempa guguran dengan amplitudo 2-6 mm dan lama gempa 35-45 detik, serta empat kali gempa embusan dengan amplitudo 2-8 mm selama 35-70 detik,” kata petugas PPGA, Semeru, Liswanto, dikutip dari Antara.
Ia menjelaskan Gunung Semeru juga mengalami satu kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 26 milimeter, sedangkan pengamatan secara visual gunung api terlihat jelas, asap kawah tidak teramati, cuaca cerah dan angin lemah mengarah ke selatan.
Sedangkan aktivitas Gunung Semeru sehari sebelumnya, tepatnya Jumat (27/5/2022) periode 00.00-24.00 WIB tercatat 23 kali letusan dengan amplitudo 10-22 milimeter.
Selain itu juga 11 kali gempa guguran dengan amplitudo 105 mm, 27 kali gempa embusan dengan amplitudo 2 hingga 8 mm, satu kali gempa tektonik lokal, dan empat kali gempa tektonik jauh,” kata Liswanto, menambahkan.
Menurut dia, secara visual Gunung Semeru terlihat jelas hingga tertutup kabut, kemudian teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis hingga sedang tinggi sekitar 100 meter dari puncak.
Kepala Bidang Kedaruratan, Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Lumajang Joko Sambang mengatakan ada beberapa rekomendasi yang harus dipatuhi masyarakat seiring dengan status Gunung Semeru yang masih Siaga atau Level 3.
“Masyarakat juga diimbau tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi) dan di luar jarak tersebut,” kata Joko.
Ia mengaskan agar masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai atau sempadan sungai di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
“Masyarakat juga tidak boleh beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar),” katanya. (*)
Discussion about this post