Jayapura, Jubi – Kepala Dinas Kesehatan Kota Jayapura, Provinsi Papua, Ni Nyoman Sri Antari menyatakan, sebanyak 900 anak masih mengalami stunting.
“Ini berdasarkan elektronik pencatatan pelaporan gizi berbasis masyarakat,” ujar Antari di Jayapura, Sabtu (6/8/2022).
“Satu saja anak yang stunting maka kalah bersaing di masa depan. Kalau anak pendek, konsentrasi belajar kurang sehingga tidak bisa berdaya saing,” ujarnya.
Dikatakannya, Pemerintah Kota Jayapura telah melakukan penanganan dengan cara rembuk stunting berupa aksi untuk meningkatkan pelayanan bayi, balita, ibu hamil dan menyusui, sehingga sehat baik dalam kandungan hingga melahirkan.
“Intervensi lingkungan, punya jamban sehat, pemberian makana sehat, balita di timbang di 213 posyandu terus menerus dilakukan, dengan tujuan menjamin kesehatan masyarakat agar aman dan nyaman beraktivitas,” ujarnya.
Dijelaskannya, dua kali dalam setahun dipantau tumbuh kembang anak. Timbangan bayi dan balita termaksud ibu hamil setiap bulan dilakukan.
“Saya berharap melalui rembuk stunting ini, maka target menurunkan bisa tercapai hingga nol kasus. Harapan kami jangan sampai ada lagi kasus stunting,” ujar Antari.
Antari menambahkan, orang tua wajib memperhatikan gizi mulai dari kandungan hingga 1.000 hari kelahiran, agar anak tidak mengalami stunting agar tidak berdampak pada tumbuh kembang anak. (*)
Discussion about this post