Jayapura, Jubi – Rapper Papua, Epo D’fenomeno, akan meluncurkan album keduanya yang bertajuk Jayapurap yang dirilis sejak 2022 lalu, setelah sebelumnya telah memproduksi album fenomenatal pada 2019. Rencananya album Jayapurap yang berisi sepuluh lagu tersebut akan luncurkan pada 7 Maret bertepatan dengan hari ulang tahun ke-114 Kota Jayapura.
“Sa tentukan de pu rilis album, satu tanggal dengan ulang tahun Kota Jayapura, tanggal 7 Maret [2024]. Sekaligus 7 Maret itu sebenarnya ulang tahun sa pu anak yang tua. Jadi album ini untuk akan laki-laki yang tua. Terus sebagai [bentuk] dedikasi sebagai rapper yang perjuangkan rap di Kota Jayapura,” ujar Epo saat ditemui Jubi di Kota Jayapura, Papua pada Kamis (1/2/2024).
Laki-laki yang bernama asli Onesias Chelvox Yoel Andreas Urbinas itu menyatakan album yang dikerjakan disela-sela kesibukannya membina dan mendidik para rapper muda di Kota Jayapura, mencerminkan pilihan hidupnya yang setelah empat kali gagal menempuh pendidikan pada jenjang perguruan tinggi.
Sejak 2007 atau 15 tahun silam, Urbinas alias Epo mengambil keputusan memilih menjadi seniman musik rap atau rapper sebagai pekerjaan dan sarana untuk menyampaikan pesan kepada publik bahwa Tanah Papua tidak baik-baik saja.
Menurutnya, memilih untuk tidak melanjutkan pendidikan dan menjadi rapper bukanlah hal yang mudah. Dia harus melawan berbagai doktrin dan stigma yang berkembang di Indonesia Timur, khususnya di Tanah Papua, bahwa hanya orang yang berpendidikan tinggi dan bekerja di birokrasi pemerintah yang derajat hidupnya lebih tinggi dan patut dihormati.
“Dia dirangkum dan dia bercerita tentang tong di Papua atau khususnya di Indonesia Timur ini, tong terdoktrin dengan satu stigma bahwa kalau tong kuliah tinggi-tinggi sampai selesai dan tong kerja di kantor itu baru tong dihormati. Itu baru tong orang tua dong bilang, itu baru tong jadi orang. Tapi kalau kitong memilih jalur yang beda, dianggap aneh dan kurang masuk akal,” ujarnya.
Selain itu, Urbinas menyatakan dalam album Jayapurap juga mengandung pesan moral sesuai dengan fenomena sosial dimana banyak generasi muda di Tanah Papua yang hidup dengan ganja, konsumsi minuman beralkohol, dan berbagai kehidupan yang kurang baik, yang menurutnya, dengan mendengar musik tersebut diharapkan dapat mengubah pola kehidupan yang lebih baik.
“Dia album Jayapurap ini sa bicara tentang itu semua,” ujarnya.
Urbinas menyatakan dari sepuluh lagu, satu di antaranya lagu tentang Persipura Jayapura. Sebelum memutuskan menjadi seniman musik rap, dia pernah bermimpi menjadi pemain sepak bola. Namun impian itu tidak terwujud dan pada 2007 silam dia mulai memiliki ketertarikan pada dunia musik rap.
Peluncuran dengan kaset pita
Meski di era digital dan perkembangan teknologi informasi yang berkembang pesat di Indonesia termasuk di Tanah Papua, Urbinas menyatakan album Jayapurap pada 7 Maret mendatang akan diluncurkan dalam bentuk kaset pita sebagaimana dilakukan musisi pada era 1980-an hingga 2000-an.
Menurutnya, peluncuran album menggunakan kaset pita dan dilengkapi dengan radio walkman tersebut untuk merasakan sensasi bagaimana musisi di era 1980-an dan 2000-an menggunakan kaset pita untuk merilis album mereka, seperti masanya Mambesak dan Black Brothers.
Selain itu, menurutnya, menggunakan kaset pita dan radio walkman dalam peluncuran album Jayapurap juga untuk memberikan pasan moral yang lebih tinggi.
“Menurut sa, semakin lama dan semakin tua sebuah benda atau barang, nilai moralnya jauh lebih tinggi dari pada semakin baru dan semakin praktis. Jadi, orang akan berpikir, bah, ini kitong beli kaset pita kitong susah mo putar dimana? Sa bilang, iya, justru sesuatu yang didapatkan dengan susah payah itu, jauh lebih mahal dari pada sesuatu yang gampangan didapatkan, itu murah. Jadi, pesan itu yang sa ingin sampaikan,” ujar Urbinas.
“Itu sama mahalnya dengan intelektualitas lirik yang sa tulis di dalam sepuluh lagu [di album] ini. Artinya, kam dengar lirik ini dengan kam susah payah cari media pemutar untuk kaset pita. Sa yakin ketika lagu de bunyi kam tra akan rugi karena sa menuangkan semua intelektualitas yang sa miliki untuk sa menulis di lirik ini,” imbuhnya.
Selain kaset pita yang berisi 10 lagu tersebut, Epo juga akan menyediakan radio Walkman sehingga setiap orang yang membeli kaset nantinya akan sekaligus mendapatkan radio walkman ditambah bonus kaos dan tas.
Sementara itu, peluncuran melalui berbagai platform media digital seperti YouTube, Spotify, Jobs, dan lainnya akan dilakukan pada Juli mendatang.
Setelah itu akan dilanjutkan dengan event peluncuran album Jayapurap yang menurutnya akan digelar di beberapa kota di Tanah Papua, di antaranya Jayapura, Sorong, Merauke, Timika, dan Wamena.
Urbinas mengatakan lagu rap pertama yang berhasil diciptakannya berjudul ‘Tangisan Anak Negeri’. Lagu itu dia ciptakan setelah melihat mama-mama pedagang orang asli Papua (OAP) berjualan beralaskan karung goni atau karung plastik di lantai, tidak seperti pedagang non-OAP yang berjualan di atas meja jualan yang bagus. (*)
Discussion about this post