Jayapura, Jubi – Masjid Raya Baiturrahim di Kota Jayapura, Papua sedang disiapkan untuk menggelar pelaksanaan Salat Idulfitri 1445 Hijriah yang jatuh pada Rabu (10/4/2024). Sekitar tiga ribuan jamaah diperkirakan akan memadati masjid terbesar di Provinsi Papua itu.
Sejak dulu, Masjid Raya selalu menjadi pilihan favorit umat muslim di Kota Jayapura untuk melaksanakan Salat Idulfitri. Masjid ini tak hanya menjadi ikon umat muslim di Kota Jayapura, tapi juga simbol perdamaian umat.
Pengamanan tak hanya menjadi tugas dari aparat kepolisian, tapi juga melibatkan pemuda gereja yang setiap tahunnya ikut menjaga ketertiban dan kelancaran saudara mereka dari umat muslim untuk beribadat.
Ketua Umum masjid raya baiturrahim, Ustadz H Abdul Kahar Yelipele mengatakan toleransi itu sudah terjalin sejak lama. Mereka sangat terbuka dengan kerelaan hati para pemuda gereja yang meluangkan waktunya untuk membantu peribadatan umat muslim.
“Selama ini juga saudara-saudara kami juga ikut menjaga ketika umat islam melaksanakan Salat Idulfitri di masjid raya. Mereka dari pemuda katolik dan dari pemuda Maluku. Mereka setiap tahunnya selalu datang menjaga kami ibadah di sini,” kata Yelipele kepada Jubi, Selasa (9/4/2024).
Ia mengatakan, Masjid Raya sebagai masjid tertua selalu menarik bagi jemaah untuk berbondong-bondong melaksanakan Salat Idulfitri setiap tahunnya.
“Karena Masjid Raya adalah ikon-nya umat islam di Kota Jayapura sehingga semua pelayanan ibadah kami harus benar-benar baik. Bacaan dari imam yang bagus, tempat yang luas dan nyaman, hal itu yang membuat Masjid Raya selalu menarik banyak umat islam untuk beribadah,” ujarnya.
Panitia Salat Idulfitri sudah menyiapkan segalanya untuk melayani jemaah. Seluruh area masjid akan dimanfaatkan, begitu pula pemanfaatan akses parkir milik pemerintah dan gereja di sekitar masjid.
“Untuk pelaksanaan Salat Idulfitri dari tahun ke tahun, baik lantai satu hingga tiga bahkan sampai lahan parkir, jemaah yang bisa ditampung diperkirakan mencapai 2.800-an jemaah. Untuk parkiran kami meminta izin menggunakan lahan parkir dari Dispenda, SGO, dan gereja yang berada di depan masjid,” katanya.
Ketua Panitia Amaliah Ramadan Masjid Raya Baiturrahim Asri Yelipele mengatakan pengamanan Salat Idulfitri masih akan melibatkan pemuda gereja.
“Teman-teman dari pemuda gereja itu biasanya rutin ikut menjaga ibadah Salat Idulfitri di sini. Untuk tahun ini surat mereka juga sudah masuk untuk ikut menjaga,” katanya.
Pihaknya sudah menyiapkan seluruh tempat di area masjid untuk memberikan kenyamanan bagi para jemaah yang akan melaksanakan Salat Idulfitri.
“Panitia sudah menyiapkan untuk ibadah Salat Idulfitri besok, semua tempat kami siapkan, baik di seluruh area masjid hingga parkiran. Daya tampung jemaah hampir mendekati 3.000-an orang,” ujarnya.
Di akhir Ramadan, malam ini, Asri Yelipele mengatakan jemaah Masjid Raya akan menggelar takbiran menyambut hari kemenangan. Namun pihaknya akan membatasi hingga jam 10 malam untuk menjaga kenyamanan warga sekitar yang hendak beristirahat.
“Takbiran mulai malam ini hingga jam 10 malam, kami tidak bisa lama karena untuk menjaga kenyamanan warga sekitar yang beristirahat. Takbiran kali ini masih sama dengan tahun sebelumnya, hanya dipusatkan di masjid saja,” katanya.
Toleransi
Organisasi pemuda Maluku bernama Maluku Satu Rasa (M1R) mengabdikan diri untuk merawat toleransi antar umat beragama di Bumi Cenderawasih. Salah satunya, mereka juga rutin ikut menjaga ketertiban umat islam menjalankan Salat Idulfitri di beberapa titik di Kota Jayapura
Ketua M1R Kota Jayapura, Luth mengatakan aksi sosial itu sudah berjalan sejak tahun 2018 sejak organisasi mereka dibentuk.
“Kami setiap tahun memang rutin menjaga pelaksanaan Salat Idulfitri umat muslim di Jayapura. Bahkan mulai dari berjalannya ibadah puasa. Itu memang menjadi program kita dari organisasi M1R,” katanya.
“Itu sudah berlangsung sejak organisasi ini berdiri pada tahun 2018. Tak hanya Lebaran saja tapi juga saat Natal, karena di organisasi kita kan beragam ada yang muslim dan Nasrani,” ujarnya.
M1R dan organisasi pemuda Maluku lainnya sudah mengikrarkan untuk merawat tali persaudaraan dengan prinsip Pela Gandong dan satu darah.
“Jadi kita punya satu moto bahwa tidak ada perbedaan di antara kita, siapa saja yang ada di sini inilah kita orang Maluku, kita membangun persaudaraan yang erat antar pela gandong dan satu darah,” katanya.
Seorang pemuda dan jemaah Masjid Raya, Iksan Rengur sangat mengapresiasi sikap toleransi yang diperlihatkan oleh pemuda gereja dan pemuda Maluku setiap tahunnya.
Ia menyebut, toleransi yang terjalin dan terlihat setiap tahunnya di Masjid Raya ketika Lebaran itu menjadi wujud simbol perdamaian umat.
“Masjid Raya sebagai masjid Provinsi Papua yang notabene simbol toleransi antar umat beragama dan juga terkait keterlibatan pemuda gereja bukan tahun ini saja, tetapi hampir tiap tahun perayaan hari-hari besar islam. Pemuda gereja terlibat dalam pengamanan Salat Ied bersama TNI/Polri, toleransi ini tetap terjaga agar hubungan silaturahmi antar umat beragama tetap rukun dan terjaga,” kata Iksan. (*)
Discussion about this post