Nabire, Jubi – Ketua Pemuda Katolik Provinsi Papua Tengah, Tino Mote mendesak aparat Polres Paniai menangkap pelaku pemalakan dan penganiayaan Pastor Yosep Setiyadi, Pr (Pastor Rekan Paroki Kristus Jaya Komopa) pada 26 Desember 2024 lalu.
“Kami mengecam pelaku yang menebas lengan Pastor Yosep Setiyadi, Pr (Pastor Rekan Paroki Kristus Jaya Komopa) karena ini pukulan telak bagi kami umat Katolik merasa dilukai karena peristiwa tersebut,”katanya kepada Jubi melalui sambungan telepon selulernya, Senin (6/1/2025).
Dia meminta polisi segera tangkap pelaku dan diberi hukuman setimpal.
“Sebab apabila pastor saja diperlakukan seperti itu apalagi umatnya, tentu terancam dan tidak aman melintasi wilayah pelayanan,”katanya.
Mote menyatakan, peristiwa ini cukup terjadi sekarang saja. Jangan terulang lagi. Karena dapat mengganggu pelayanan umat Katolik di kampung kampung yang rindu kehadiran para pastor untuk melayani misa dan pelayanan pastoral.
“Kami meminta kepada tokoh masyarakat setempat untuk dapat menyerahkan pelaku kepada polisi, agar tidak terulang mengganggu pastor atau pendeta yang hendak melakukan pelayanan di kampung kampung,”katanya.
Mote menyarankan agar pemerintah, tokoh adat, tokoh pemuda, aparat keamanan kepolisian, harus satu hati satu pikiran berperan aktif untuk memberantas minuman keras.
“Minuman keras harus diberantas dari wilayah adat Meepago yang melingkupi kabupaten Paniai, Deiyai Dogiyai Intan Jaya harus dibersihkan untuk mengantisipasi praktik kekerasan dan penyakit sosial,” katanya.
Insiden itu terjadi pada 26 Desember 2024.Pastor Yosep baru saja selesai memimpin Misa Natal ke 2 bersama umat di gereja pusat Paroki Kristus Jaya Komopa. Diperkirakan Misa selesai sekitar pukul 9 atau 10 pagi.
Kronologi kejadian disampaikan Pastor Paroki Kristus Jaya Komopa Gusty Elmas, Pr berdasarkan keterangan saksi peristiwa, Linus Kadepa (umat yang menemani Pastor Yosep dalam perjalanan dari Komopa ke Enarotali) dan Yulius Nawipa (umat Stasi Kogenepa yang segera datang ke lokasi kejadian setelah mengetahui adanya peristiwa yang dialami Pastor Yosep)
Usai memimpin misa, Pastor Yosep Setiyadi meminta Linus Kadepa menemaninya pergi ke Enarotali untuk suatu keperluan. Mereka menumpangi speed boat atau perahu cepat yang menjadi transportasi umum di wilayah itu. Mereka berangkat dari pelabuhan Komopa sekitar pukul 12 siang. Selain Pastor Yosep dan Linus, ada dua penumpang lainnya.
Tujuan dari salah satu penumpang adalah pelabuhan Tuguwai, setelah sampai dan turun, ada penumpang baru lainnya, yang hendak ke Enarotali. Mereka adalah seorang ibu dan anaknya yang masih kecil.
Jarak tempuh dari pelabuhan Tuguwai ke Kogenepa yang merupakan lokasi kejadian, diperkirakan sekitar 5 menit. Peristiwa terjadi persis di sekitaran jembatan penyeberangan, dekat Emage Kombas Uwayege – stasi St. Matias Kogenepa – Paroki Kristus Jaya Komopa.
Terjadinya peristiwa tersebut diperkirakan antara pukul 13.00 menuju pukul 14.00 WIP .
Saat itu, sebagian besar umat Stasi Kogenepa sedang mengikuti pertemuan tingkat stasi di Emage Stasi, membahas persiapan MUSPAS 2026 di Komopa. Sedangkan sebagian yang terdiri dari perempuan sedang bermain Voli di sekitaran gedung gereja stasi Kogenepa.
Pelaku yang diduga dalam keadaan mabuk, berdiri di atas jembatan penyeberangan sambil memegang sebilah parang. Ia menyuruh speed boat berhenti. Saat menepi pelaku mendekat dan meminta uang sebesar Rp. 100.000,00 . Motoris pun memberikan uang senilai itu. Saat menyerahkan uang tersebut, pelaku berdiri di daratan, sedangkan motoris dan seluruh penumpang tetap di dalam perahu.
“Setelah menyerahkan uang pelaku tersebut lompat dari daratan ke dalam speed boat dan mengayunkan parangnya ke arah Pastor Yosep. Pelaku tersebut tampak seperti sedang mabuk. Parang tersebut mengenai bagian tangan dari pastor Yosep dan mengakibatkan luka yang cukup dalam dan serius. Pastor Yosep pun mendorong pelaku tersebut dan jatuh ke dalam kali,”katanya.
Gusty Elmas, Pr mengatakan, saat itu, umat Stasi Kogenepa yang sedang bermain Volly mengetahui kejadian itu. Mereka pun meneriaki umat lainnya yang sedang mengikuti rapat di dalam Emage Stasi.
“Ketika umat berlarian datang menolong serta mengatasi pelaku, si pelaku sudah lebih cepat naik ke daratan dan melarikan diri. Dia berhasil kabur. Sekitar pukul 14.30 (jam setengah 3 sore), dengan speed boat yang sama, beberapa umat Kogenepa ikut membawa Pastor Yosep ke Enarotali dan kemudian ke Rumah Sakit Umum Daerah Paniai (Madi) untuk ditangani lukanya,”katanya.
Sementara itu, Anggota legislator Papua Tengah, Paulus Mote mengatakan, para hamba Tuhan selalu terdampak dari rentetan konflik di tanah Papua. Pendeta bahkan pastor selalu menjadi korban kekerasan. Pelakunya baik dari Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat maupun Tentara Nasional Indonesia. Termasuk warga sipil.
“Peristiwa seperti ini tidak boleh terjadi lagi karena para pastor pendeta melayani umat Tuhan,”katanya.Mote mengutuk keras pelaku penikaman ini sebab pelaku ini warga sipil polisi harus bisa mengejar dan menahan pelaku.
“Pelaku ini harus ditangkap dan diproses hukum karena telah menebas pastor ini perlakuan yang keji,”kata legislator dari daerah pemilihan Kabupaten Deiyai itu. (*)
Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!