Jayapura, Jubi – Menjelang pemilihan presiden dan wakil presiden Indonesia dalam Pemilu 2024 pada Februari nanti, masyarakat umum di Jayapura, seperti sopir angkutan kota dan tukang ojek, meminta kepada siapapun presidennya mesti menjamin perdamaian dan martabat orang Papua.
Kornelius Yarisetouw, seorang sopir angkutan kota atau angkot jurusan Sentani-Waena mengharapkan kepada siapapun yang terpilih menjadi Presiden Republik Indonesia pada Pemilu 2024 nanti, agar jangan memandang orang Papua sebelah mata, dan memposisikan orang Papua sebagai anak tiri.
Permintaan sekaligus aspirasi Kornelius Yarisetouw itu muncul saat ditemui Jubi di Terminal Tipe B Waena, Distrik Heram, Kota Jayapura, Papua pada Selasa (23/1/2024).
Yarisetouw mengatakan kekayaan sumber daya alam di Papua selama ini telah menjadi daya tarik bagi pemerintah pusat maupun investor asing. Menurutnya Papua ini zona pembangunan tapi lebih banyak pembangunan perusahaan-perusahaan besar seperti kelapa sawit, pertambangan emas, nikel, uranium di Tanah Papua.
“Dan itu semuanya milik pejabat-pejabat tinggi Indonesia. Orang Papua hanya menjadi penonton di atas tanahnya sendiri. Kita ini terpinggirkan sekali. (Karena itu) Masyarakat Papua harus diperhatikan, jangan dianaktirikan,” kata Yarisetouw yang berasal dari Depapre itu.
Sementara Koordinator taksi Sentani-Waena Ondi Engga punya harapan agar presiden yang akan terpilih nanti bisa membuat Tanah Papua aman dan damai. Menurutnya pemimpin itu harus mendengar rakyat dan memenuhi kebutuhan rakyat, selain membuat negaranya makmur dan maju.
“Kita mau pemimpin yang terbaik untuk memimpin negeri ini. Khususnya untuk Papua harus memberi rasa aman, kondusif, terkendali dan damai. Jangan injak-injak (martabat) kami orang Papua,” kata Engga.
Seorang tukang ojek lainnya, Safarindus Maun mengatakan siapapun yang akan menjadi presiden RI nanti, harapannya bisa mengangkat derajat ekonomi masyarakat kelas bawah. Menurutnya di Papua terlalu banyak orang yang ada dalam taraf hidup dibawah garis kemiskinan sehingga butuh perhatian yang lebih kepada orang Papua.
“Papua butuh hidup yang aman dan sejahtera dan harus bebas dari kemiskinan,” ujarnya sembari menunggu penumpang di pangkalan ojek Padang Bulan, Kota Jayapura.
Harapan lain muncul dari Melki Giay, juga seorang tukang ojek yang mengatakan mengatakan di Papua ini perlu ada pemerataan pembangunan yabg bisa memenuhi rasa keadilan.
“Harus ada keberpihakan (kepada orang Papua), kalau tidak Papua akan lepas,” kata dia sembari menambahkan bahwa yang paling penting adalah menciptakan Tanah Papua yang aman, damai, dan tidak membuat masyarakat pesimis. Lima sila itu harus terapkan di Papua,” tegasnya (*)
Discussion about this post