Manokwari Jubi – Sejumlah aktivis mahasiswa dan aktivis perjuangan Papua menyampaikan akan menggelar aksi damai memperingati Hari Aneksasi Papua ke dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) 1 Mei di beberapa titik di Kota Manokwari, Papua Barat pada Rabu (1/5/2024).
Aneksasi adalah pengambilan dengan paksa wilayah orang atau negara lain untuk disatukan dengan negara sendiri.
Koordinator aksi Luthi Selam usai membagikan selebaran seruan aksi di kawasan Amban, Manokwari pada Senin (29/4/2024) menyampaikan ajakan kepada seluruh mahasiswa dan masyarakat Papua agar turut mengambil bagian dalam aksi damai itu.
“Kami sudah mengirim surat pemberitahuan aksi kepada kepolisian,” katanya. “Sebagai keamanan, polisi harus mengayomi. Kami menegaskan bahwa jangan anggap kami sebagai pengacau atau kriminal, kami punya kesadaran untuk menyampaikan pendapat di muka umum,” ujarnya.
Selam mengatakan aksi yang akan digelar di Kota Manokwari itu menggambarkan bahwa rakyat Papua mengaggap aneksasi terhadap Papua dan rakyatnya diberlakukan tidak adil selama masuk dalam bingkai NKRI.
Untuk memastikan aksi yang akan digelar berlangsung damai, ia melarang peserta aksi yang ikut dalam keadaan mabuk atau dipengaruhi miras. Juga tidak boleh membawa alat tajam dan membawa atribut bendera Bintang Kejora.
“Kami akan memastikan ratusan orang turun di sejumlah titik, seperti Amban, Sanggeng, Kwawi, Fanindo, Wosi, dan Sowi. Di setiap titik akan ada koordinator lapangan,” ujarnya.
Ia mengatakan aksi pada Rabu (1/5/2024) itu rencananya akan diikuti sejumlah elemen organisasi di Manokwari.
Forum Independen Mahasiswa yang terlibat dalam rencana aksi juga menjamin dan berharap aksi damai tersebut akan berjalan damai.
Ketua Forum Independen Mahasiswa Lusing Yual menyebutkan 1 Mei diperingati sebagai Hari Pemaksaan Orang Papua ke Indonesia. “Sehingga tema kami adalah tolak militerisme dan berikan hak penentuan nasib sendiri,” ujarnya.
Ketua Front Nasional Mahasiswa Pemuda Papua Frans Paulus Furima juga memastikan aksi yang akan dilakukan adalah aksi damai dan bukan anarkis. Ia juga menyampaikan pihaknya melarang peserta membawa peralatan tajam. “Kami nilai aneksasi Papua ke dalam NKRI adalah ilegal,” kata Paulus.
Sekretaris KNPB (Komite Nasional Papua Barat) Manokwari Yunus Aliknoe menjelaskan pihaknya telah memasukan surat pemberitahuan kepada Polresta Manokwari disertai nomor kontak koordinator lapangan.
Hingga saat ini tidak ada larangan atau informasi pembatalan aksi dari pihak polisi,” kata Yunus yang dikonfirmasi Jubi pada Selasa (30/4/2024).
Sehari sebelumnya, Aliknoe menjelaskan tentang aksi memperingati Hari Aneksasi Papua. Menurutnya awal kejahatan dan diskriminasi negara terhadap orang Papua pada 1 Mei sebagai momen aneksasi. “Perjanjian New York Agreement 15 Agustus 1962 merupakan kegagalan negara kolonial Indonesia membangun Papua Barat,” ujarnya.
Dia mengajak rakyat untuk berpartisipasi, tetapi tidak sampai terprovokasi. “Kami sampaikan kepada Polres Manokwari dan Polda Papua Barat agar menghargai hak politik rakyat Papua untuk melakukan aksi, karena kami dari waktu ke waktu setiap aksi selalu dihalangi oleh kepolisian atau aparat negara,” katanya.
Dia juga menegaskan kepada peserta aksi tidak boleh membawa alat tajam dan jika kedapatan ada yang membawa bukan tanggung jawab koordinator. “Kami juga punya pengamanan untuk memastikan aksi nanti berjalan aman, kami yakin aksi kami akan berjalan damai,” ujarnya.
Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Unipa Fery Dereby mengatakan dalam memperingati Hari Aneksasi Bangsa Papua ke dalam NKRI akan membawa tema ‘Papua Darurat Militer’ dan “Segera berikan kebebasan bagi kami rakyat Papua’.
Atas nama Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Papua ia mengajak seluruh mahasiswa di Universitas Papua dan kampus-kampus swasta di Manokwari untuk bergandengan tangan berbicara terkait harga diri bangsa Papua.
Kapolresta Manokwari Kombes Pol Rivadin Benny Simangunsong yang dikonfirmasi membenarkan surat pemberitahuan aksi telah dimasukan ke Polresta Manokwari. Hal itu disampaikan melalui Kepala Satuan Intelijen (Kasat Intel) Polresta Manokwari. “Ia benar, surat sudah masuk” katanya. (*)
Discussion about this post