Wamena, Jubi- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pusat melalui Team Smile Malaria Papua menggelar kegiatan Training dan Testing Aplikasi Smile Malaria, melibatkan seluruh petugas dan Pegawai Puskesmas, Rumah Sakit Umum (RSUD) dan Dinas Kesehatan (Dinkes) dari 8 Kabupaten dan kota yang ada di Provinsi Papua Pegunungan, Selasa siang (24/10/2023).
Provincial Assitent Papua Team Smile Malaria Kementerian Kesehatan RI, Deslina Sande mengatakan tujuan dari pelaksanaan aplikasi smile malaria ini untuk membantu tenaga kesehatan mengakses logistik malaria.
“Melalui aplikasi smile Malaria ini baik dari Dinas Kesehatan Provinsi, Kabupaten bahkan kementerian kesehatan bisa memonitoring logistik malaria sampai di puskesmas. Mereka juga bisa melihat stok dari Puskesmas maupun rumah sakit serta juga pendistribusiannya kemana saja,”ujarnya
Ia berharap setelah peserta dilatih maka aplikasi ini bisa berjalan atau digunakan untuk memantau logistik malaria, baik untuk Puskesmas maupun rumah sakit di Provinsi dan Kabupaten, saat ini peserta yang datang hanya dari 5 kabupaten. Sebab ini juga menyangkut masalah pendanaan, sehingga ilmu yang telah didapatkan bisa diteruskan kepada yang lain di wilayah kerja masing –masing.
Materi yang diberikan selama dua hari, antara lain pemaparan dari Provinsi Papua khususnya farmasi dan malaria terkait kebijakan dari sisi logistik malaria yang ada di Papua. “Kalau dari kami sendiri mengajarkan bagaimana menggunakan aplikasi smile ini dari sisi mobile, ”katanya.
Dinas bisa melakukan monitoring terhadap Puskesmas dan rumah sakit untuk melaporkan obat yang telah dimiliki. Mereka juga bisa melihat stok yang dimiliki puskesmas maupun rumah sakit, sementara untuk puskesmas dan rumah sakit bisa meminta obat malaria melalui aplikasi Smile.
“ kalau ada permintaan dari Puskesmas dan Rumah sakit maka dinas akan mengkonfirmasi permintaan logistik obat malaria,”katanya
Sementara itu Petugas farmasi RSUD Lukas Enembe, Kabupaten Mamberamo Tengah (Mamteng), Milka Tabuni mengatakan, melalui pelatihan aplikasi Smile Malaria ini pihaknya bisa kembali mendata stok logistik obat malaria itu dengan baik. Karena bisa langsung di update dalam aplikasi ini, kendalanya dari Mamteng hanya dari RSUD saja yang ikut sedangkan untuk 7 Puskesmas tak hadir.
“Kami berharap ke depannya ada pelatihan lagi seperti ini, untuk petugas Puskesmas agar bisa melakukan pengontrolan obat secara menyeluruh di Kabupaten Mamberamo Tengah , kami juga sering ada kekosongan stok obat malaria. Sehingga susah harus dicari harus pinjam dari dinas lagi dan butuh waktu dengan aplikasi ini dinas bisa memantau kami langsung ke RSUD.”katanya
Kendala lain yang dihadapi, lanjut Tabuni, yakni jaringan internet yang terbatas. Hanya ada di dinas –dinas tertentu saja.
Sementara itu penanggungjawab program malaria, Puskesmas Pirime Kabupaten Lanny Jaya, Hubertus Bolen Geronpun menambahkan, untuk laporan kasus Malaria, tidak semua Puskesmas layanan berdekatan dengan ibukota, contoh yang paling jauh di Kuyawage, dimba , Poga, Gabelia, Balingga, Malagaineri bisa sangat terbantu. Sebab tidak lagi harus kirim data ke Dinas Kesehatan di Tiom.
“Lewat aplikasi Smile ini hanya tinggal buka dan menginput permintaan kita, logistik atau pelaporan ke dinas dan mereka bisa langsung input, namun lagi –lagi yang menjadi kendala adalah masalah jaringan internet sehingga kami berharap pemerintah kabupaten bisa memfasilitasi kami jaringan internet,”tutupnya.(*).