Jayapura, Jubi- Kepala Eksekutif Aliansi Pemimpin Malaria Asia Pasifik (APLMA), Dr. Sarthak Das dan Perdana Menteri Jeremiah Manele MP bertemu sebentar di Honiara pada Jumat 21 Maret lalu. Keduanya berkomitmen jadikan Pasifik wilayah bebas Malaria.
Pada KTT Asia Timur ke-9, 18 pemerintah anggota dengan suara bulat berkomitmen untuk menjadikan kawasan Asia Pasifik bebas Malaria pada tahun 2030, menugaskan APLMA tugas penting untuk mengembangkan dan melaksanakan peta jalan komprehensif untuk mencapai tujuan ini. Demikian dikutip jubi.id dari laman solomonstarnews.com. Minggu (23/3/2025)
Pada 2018, Kepulauan Solomon, Papua Nugini, Vanuatu, dan Pakistan bergabung dalam upaya ini dengan berkomitmen pada Peta Jalan Pemberantasan Malaria Pemimpin Asia Pasifik. APLMA berupaya mendukung pemberantasan malaria di tingkat negara dan regional melalui advokasi, pengembangan kebijakan, dan mobilisasi sumber daya.
Selama dialog tersebut terungkap bahwa Kepulauan Solomon adalah negara dengan tingkat endemis malaria tertinggi di kawasan Asia Pasifik, dengan Angka Kejadian Parasit Tahunan (API) per 1.000 penduduk yang melonjak dari 30 pada tahun 2014 menjadi 185,8 pada tahun 2023. Angka API tertinggi tercatat di Kepulauan Tengah (315,3) dan Temotu (289,3) dan terendah di Isabel (22,8). Situasi epidemiologi di negara tersebut menuntut tindakan segera dari seluruh jajaran pemerintah.
Perdana Menteri Manele memahami tantangan besar dalam memerangi Malaria di negara ini. Namun, Peta Jalan Pemberantasan Malaria Nasional yang sudah ketinggalan zaman harus ditinjau dan diperbarui terlebih dahulu. Ia meminta APLMA untuk membantu Kementerian Kesehatan dan Layanan Medis serta Pemerintah untuk menerjemahkan Peta Jalan tersebut menjadi tonggak-tonggak eliminasi yang jelas dan terarah untuk setiap provinsi bersama dengan rencana implementasi yang mengartikulasikan sumber daya yang dibutuhkan dan rencana pemantauan untuk melacak kemajuan.
Perdana Menteri meminta keahlian dari APLMA untuk mengadvokasi dan memobilisasi sumber daya keuangan guna mendukung pelaksanaan Peta Jalan. Pembahasan juga berkisar pada strategi untuk membangun kendali di distrik-distrik dengan beban tinggi dan mempercepat kemajuan di distrik-distrik yang hampir terbebas seperti di Provinsi Isabel. Kerja sama regional yang lebih besar, yang dicontohkan oleh inisiatif EDEN baru-baru ini yang ditandatangani di Port Moresby pada Juni 2024, juga akan membantu dalam pengumpulan praktik-praktik berbasis bukti dan mobilisasi sumber daya.
Dr Das menyampaikan rasa terima kasihnya yang sebesar-besarnya atas kepemimpinan yang teguh dan komitmen yang teguh dari Perdana Menteri Manele, mengingat kebutuhan mendesak akan kepemimpinan politik untuk memberantas malaria di negara tersebut.
PM Manele menekankan, pemerintahnya juga akan bekerja sama dengan Organisasi Kesehatan Dunia dan lembaga pembiayaan internasional seperti Global Fund untuk membantu negara mencapai target eliminasinya pada tahun 2038.
Ke depannya, tambahnya, Pemerintah untuk Persatuan dan Transformasi Nasional mengambil alih kepemimpinan dalam langkah-langkah penyediaan sumber daya guna memberantas Malaria di negara ini.(*)

Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!