Jayapura, Jubi – Polisi Fiji sedang menyelidiki siapa yang membocorkan video eksplisit mantan menteri kabinet Lynda Tabuya.
Mantan menteri urusan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Perlindungan Sosial itu telah mengajukan pengaduan ke unit tindak pidana dunia maya (cybercrime) kepolisian. Ia mengatakan peredaran video pribadi itu merupakan bentuk perundungan dunia maya yang serius. Demikian dikutip jubi.id dari RNZ Pasifik, Sabtu (28/12/2024).
Klip eksplisit itu menjadi viral dan mendorong Perdana Menteri Sitiveni Rabuka memecat Tabuya dari kabinetnya, sebuah keputusan yang menurutnya terbaik bagi rakyat.
Isi video tersebut, yang dikatakan melibatkan Tabuya dan suaminya, telah menyebabkan skandal dan reaksi publik.
Tabuya, yang telah mendorong pelarangan situs porno di Fiji, menggambarkan kebocoran itu sebagai bentuk kekerasan berbasis gender.
“Ini adalah kenyataan pahit yang dihadapi dua pertiga perempuan dan anak perempuan di Fiji, kekerasan daring berbasis gender,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Ia menyebutkan itu adalah bentuk perundungan siber yang serius dan harus dihentikan. “Jika kita benar-benar berkomitmen untuk mengakhiri kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan di Fiji,” katanya.
Menurutnya tidak ada hal yang melanggar hukum atau tidak bermoral tentang berbagi video dan gambar pribadi antara dua orang dewasa yang saling sepakat dan menjalin hubungan.
“Dalam kasus ini, saya dan suami saya,” ujarnya.
Wakil komisaris operasi polisi, Livai Driu, mengatakan kepada RNZ Pacific bahwa perundungan siber merupakan kejahatan serius dalam banyak hal.
“Kami ingin menjangkau orang-orang yang telah menyebarkan hal itu, karena melanggar hukum, merupakan masalah hak asasi manusia, dan merupakan pelanggaran privasi,” katanya.
Namun, ia mengatakan kasus Tabuya tidak akan mendapat perlakuan khusus, karena ia merupakan seorang politisi.
“Kami memperlakukan semua warga Fiji sama, tidak ada seorang pun yang kebal hukum di sini,” ujarnya.
Meskipun dicopot dari Kabinet, Tabuya tetap menjabat sebagai anggota parlemen. Ia digantikan oleh asisten menterinya Sashi Kiran.
Namun, seruan agar ia mengundurkan diri dari parlemen telah muncul dan para kritikus menyebut insiden itu merusak kepercayaan publik. (*)
Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!