Jayapura, Jubi- Keadaan darurat telah diumumkan di Sepik Timur ketika para pemimpin desa terus menilai kerusakan di provinsi tersebut, setelah gempa berkekuatan 6,9 skala Richter yang menewaskan sedikitnya lima orang.
Gubernur Allan Bird mengkonfirmasi kepada RNZ Pacific, jumlah korban tewas kemungkinan akan meningkat dalam beberapa hari mendatang. Karena jumlah korban tewas mencapai daerah-daerah yang lebih terpencil.
“Survei Geologi AS mengatakan gempa tersebut memiliki kedalaman lebih dari 40 kilometer,”demikian dikutip jubi dari laman rnz.co.nz, Rabu (27/3/2024)
Bencana ini mengguncang provinsi tersebut pada Minggu (24/3/2024) di dekat kota Ambunti, sekitar 756 km (470 mil) barat laut ibu kota, Port Moresby.
Lusinan desa yang terletak di sepanjang Sungai Sepik, telah berjuang melawan banjir yang meluas sejak awal bulan Maret.
Daerah yang terkena dampak paling parah berada di dekat sungai Sepik termasuk Angoram, Wosera Gawi, Ambunti-Drekikir. Bird telah meminta masyarakat untuk membuat laporan penilaian dari desa dan kelurahan mereka dan akan menyusun laporan kerusakan pada hari Rabu.
Dia mengatakan, mereka belum mendapat kabar dari mitra internasional mereka namun mengatakan ‘”sejauh ini kami mengelola situasi dengan baik”. Pada Senin (25/3/2024), dia mengatakan sekitar 1000 rumah telah hilang.
Gempa terjadi pada Minggu (24/3/2024) pukul 06:22:04 PGT (20:22 UTC), dengan pusat gempa terletak 4 km (2,5 mil) utara Danau Chambri , atau 38 km (24 mil) timur-timur laut Ambunti dan memiliki hiposenter sedalam 40,2 km (25,0 mil).
Gempa ini juga memiliki intensitas maksimum Mercalli Modifikasi VIII ( Parah ), dan menurut layanan PAGER dari Survei Geologi Amerika Serikat , guncangan dengan intensitas VI-VII ( Kuat – Sangat Kuat ) dirasakan oleh sekitar 436.000 penduduk di Sepik Timur dan Sandaun. Provinsi . Getaran juga dirasakan di Provinsi Madang dan di Goroka , Provinsi Dataran Tinggi Timur .(*)
Discussion about this post