Jayapura, Jubi – Ratu Viliame Seruvakula terpilih menjadi Ketua Dewan Agung Fiji pada pekan lalu di Pertemuan Masyarakat Adat Pasifik di Pulau Bau. Dia akan menjadi pemimpin adat Fiji selama tiga tahun.
“Ratu Seruvakula memperoleh 27 suara, mengungguli Ratu Meli Saukuru (10) dan Ratu Jone Lalabalavu (8),” demikian dikutip Jubi dari rnz.co.nz, Senin (4/3/2024).
Setelah terpilih, Ratu Viliame Seruvakula mengatakan kepada wartawan bahwa dia ingin GCC independen dari Kementerian Urusan iTaukei, yang bertanggung jawab atas masalah masyarakat adat di Fiji.
Ratu Seruvakula, mantan perwira militer Fiji dan panglima Tailevu, mengatakan sudah 16 tahun sejak GCC ditutup oleh pemerintahan Bainimarama, dan zaman telah berubah.
“Melihat kerja tinjauan tersebut, cukup jelas bahwa selama 15 tahun terakhir, masyarakat mungkin menjadi lebih sadar dalam mencari sesuatu untuk membantu mereka, membimbing mereka maju, terutama generasi muda – generasi muda masa kini,” ujarnya.
Dia mengatakan GCC harus bersikap apolitis, dan satu-satunya cara untuk melakukan hal tersebut adalah dengan memisahkan kementerian dan GCC.
Ketua baru juga mengatakan GCC tidak hanya diperuntukkan bagi penduduk asli Fiji.
“Mereka mendirikan GCC untuk menjadi suara iTaukei kepada pemerintah,” katanya.
“Kami membahasnya… GCC mempunyai tanggung jawab untuk mempertimbangkan kepentingan seluruh warga Fiji, termasuk mereka yang mungkin bukan anggota iTaukei, namun menyebut Fiji sebagai rumah mereka,” tambahnya.
Perdana Menteri Fiji, Sitiveni Rabuka, mengatakan meskipun GCC secara intrinsik terkait dengan tata kelola dan kesejahteraan masyarakat adat, GCC mempunyai kewajiban besar untuk merangkul dan mengadvokasi setiap anggota masyarakat yang beragam di negara tersebut.
Rabuka menyerukan anggota GCC untuk seluruh rakyat Fiji. (*)