Jayapura, Jubi – Lae City tampil trengginas sebagai penguasa sepak bola di Papua New Guinea. Pasalnya, melalui adu penalty, mereke menumbangkan mantan juara Oceania, Hekari United dari ibukota PNG, Port Moresby.
Mengutip The National, melaporkan bahwa Lae City dari Provinsi Morobe berhasil memenangkan adu penalti setelah kembali dari ketertinggalan satu gol untuk menyamakan kedudukan 1-1 melawan Hekari United, Sabtu (4/2/2023), di Stadion Utama Stadion Sir John Guise.
Hingga babak kedua usai, kedudukan tetap 1-1 hingga dilanjutkan dengan tendangan penalti. Tim asal Provinsi Morobe, Lae City, mengklaim gelar dengan memenangkan adu penalti 5-3 di Liga Sepak Bola Nasional kedelapan.
Pihak yang disponsori Lae Biscuit Company mengklaim trofi NSL dan hadiah uang K20.000 setelah upaya yang Lae City raih dalam grand final di Stadion Sir John Guise.
Hekari memimpin di babak pertama melalui penyerang Ati Kepo. Ia mampu melewati bek Phillip Steven dan menceploskan bola ke gawang Lae City yang dikawal kiper City Charlie Lepani. Babak pertama Hekari unggul dengan skor 1-0.
Memasuki babak kedua, tim Lae City meningkat tajam apalagi setelah turun minum mereka tertinggal 0-1 dari tuan rumah Hekari United. Akhirnya berkat serangan mereka yang bertubi-tubi membuahkan hasil bagi tim tamu. Mereka mampu menyamakan kedudukan melalui sepakan di luar garis penalti pada menit ke-70.
Alwin Komolong menjadi algojo mampu menyamakan kedudukan di babak kedua untuk tim Lae City. Apalagi pendukung Lae City tampil dengan paduan suara dan menyulut semangat juang tim Morobe.
Penyama kedudukan, Komolong, menjadi pengubah permainan bagi City karena mereka mempertahankan penguasaan bola dan menciptakan lebih banyak peluang mencetak gol.
Namun Hekari tetap tenang di lini pertahanan yang dipimpin oleh bek tengah Daniel Joe dengan kontribusi Kolu Kepo, Godfrey Haro, dan Peter Dabinyaba Jr menahan laju serangan Lae.
City mendapat beberapa peluang emas untuk mencetak gol melalui Oberth Bika, Bruce Tiampo, dan Mathew David. Namun mereka tidak mampu menjebol gawang tuan rumah karena lini pertahanan Hekari United sangat kuat dan mampu memenangkan duel bola–bola atas. Begitupula penampilan gemilang kiper Russell Chris yang mampu menepis bola-bola dari penyerang Lae City.
Gelandang Hekari dan man-of-the-match, Yagi Yasasa, melakukan upaya besar sebagai distributor dan playmaker di lapangan tengah. Keduanya mampu menciptakan peluang untuk penyerangnya termasuk Freddy Kepo.
Hingga babak kedua berakhir skor tetap 1-1, dan dilanjutkan dengan pertambahan waktu selama 30 menit. Namun lagi-lagi tetap berimbang dan diputuskan adu penalti untuk menentukan pemenang Liga Utama di PNG.
Hekari mengonversi tiga penaltinya melalui kaptennya, Joe, saudaranya Joseph dan Ati Kepo. Adik Ati, Freddy, tidak beruntung alias gagal.
City mengonversi kelima tembakan melalui Komolong, Bika, Tiampo, Thomas Yagum, tetapi serangan terakhir kapten Lae City, Emmanuel Simon, yang menutup kemenangan bagi Morobeans atau pendukung Lae City.
Pelatih Morobe City, Bob Morris, mengatakan itu adalah pencapaian besar baginya untuk memenangkan gelar berturut-turut sejak bergabung dengan klub pada 2020.
“Saya bukan bagian dari enam [kemenangan grand final] terakhir tetapi kemenangan pada tahun 2020 dan sekarang adalah pencapaian terbesar bagi saya,” kata Morris.
Morris memuji Hekari United dengan mengatakan bahwa mereka melakukan pertarungan yang bagus dan membuat anak asuhnya bekerja keras untuk mendapatkan kemenangan.
“Sebagian besar pemain di Hekari berada di Kapuls [Tim Nasional PNG] jadi saya tahu bagaimana mereka bermain tetapi mereka adalah tim muda yang bagus,” katanya.
“Mereka memberi kami tantangan yang bagus di mana kedua belah pihak bisa menjadi pemenang. Di babak pertama mereka mengambil peluang mereka, mendominasi permainan dan mereka mengambil tembakan jarak jauh karena bagaimana bek kami Alwin dan Philip bermain,” tambahnya.
City tertinggal saat jeda dengan gol tetapi pesan Morris kepada tim adalah melupakan bagaimana babak pertama dimainkan dan fokus untuk mempertahankan penguasaan bola.
“Itulah yang kami lakukan di babak kedua. Kami mempertahankan penguasaan bola dan berkat tendangan bebas dari Alwin, kami menyamakan kedudukan,” katanya.
Sementara itu, manajer tim Hekari, Vonnie Kapi Natto, mengucapkan selamat kepada City atas kemenangan mereka.
“Mereka [Lae City] adalah tim yang berpengalaman dengan pelatih besar dan pemain senior sehingga mereka pantas menang,” kata Kapi Natto kepada The National.
“Bagi saya senang melihat para pemain muda kami naik ke level ini sekarang. Saya merasa bahwa masa depan klub kami bagus dan mengetahui bahwa saya memiliki akademi dengan pemain muda yang akan datang.”
“Saya puas dengan performa para pemain saya. Saya sangat bangga dengan mereka.”
Hekari pergi dengan hadiah uang K15.000 dan trofi runner-up. Sementara Lae Natives dan Gulf Komara masing-masing diberikan K10.000 dan K5000 untuk finish ketiga dan keempat.
Hasil – Sabtu, 4 Februari: Playoff tempat ke-3 – Lae Natives 1 Gulf Komara 0; Final – Lae City 1 Hekari United 1 (City menang 5-3 lewat adu penalti). (*)