Jayapura, Jubi- Statistik pada 2022 telah memberikan gambaran yang jelas dengan adanya catatan sebanyak 1.968 kasus pelecehan dan penelantaran anak yang dilaporkan di Fiji. Laporan ini jelas memprihatinkan semua warga di negara Fiji. Seringkali terjadi oleh orang orang terdekat.
Hal ini dikatakan Penjabat Menteri Perempuan, Anak-anak dan Perlindungan Sosial, Filimoni Vosarogo sebagaimana dilaporkan fijivillage.com, Kamis (30/11/2023).
Dia menyoroti hal ini di Furnival Park pagi ini pada Hari Internasional untuk Pencegahan Pelecehan dan Pengabaian Anak. Dia mengatakan di balik angka-angka ini terdapat kisah-kisah jiwa tak berdosa yang menjadi sasaran penelantaran, kekerasan fisik, dan pelecehan seksual. Seringkali oleh orang-orang terdekat mereka.
Vosarogo mengatakan saat kita berkumpul untuk merayakan “Pencegahan Pelecehan dan Penelantaran Anak”, mari kita luangkan waktu sejenak untuk merenungkan pentingnya hari ini dan peran penting kita masing-masing dalam menciptakan lingkungan yang lebih aman dan mengasuh anak-anak kita.
Vosarogo mengatakan sejak 2002, Fiji telah bersatu dalam memperingati hari ini, sejalan dengan Hari Hak Anak Internasional, untuk menggarisbawahi pentingnya menjaga hak-hak anak-anak dan mengadvokasi program pencegahan yang kuat terhadap kenyataan mengerikan dari pelecehan dan penelantaran anak.
Ia mengatakan rumah, yang seharusnya melambangkan keselamatan dan keamanan, secara tragis menjadi tempat yang rentan bagi banyak anak-anak tersebut.
Menteri mengatakan statistik ini bukan sekadar angka; mereka mewakili impian yang hancur, hilangnya kepolosan, dan kenyataan pahit yang harus kita hadapi, sebagai masyarakat.
Ia mengatakan bahwa hal-hal tersebut menekankan pentingnya tanggung jawab orang tua—menyediakan tempat berlindung yang aman, melindungi anak-anak dari bahaya, dan memenuhi kebutuhan dasar mereka.
Vosarogo mengatakan tema Pencegahan Pelecehan dan Penelantaran Anak 2023, “Setiap anak adalah orang dewasa yang peduli dan belum mencapai kisah sukses” mencerminkan sentimen transformasi dan harapan.
Dia mengatakan hal ini sejalan dengan narasi kuat dari Josh Shipp, seorang anak asuh yang menjadi pembicara motivasi, yang hidupnya berubah menjadi positif berkat pengaruh orang dewasa yang penuh perhatian yang mengingatkan kita bahwa tindakan kita, bimbingan kita, kepedulian kita, dapat menjadi kisah sukses bagi kita. anak-anak kami.
Menteri mengatakan Kantor Departemen Kesejahteraan Sosial Suva dan Komite Antar Lembaga Suva, bekerja sama dengan para pemangku kepentingan, sedang melakukan kegiatan untuk anak-anak dari berbagai sekolah.
Vosarogo menambahkan, sesi kesadaran untuk orang dewasa di sekitar Toorak menyoroti pentingnya tanggung jawab kolektif dalam perlindungan anak.
Ia menghimbau semua orang dewasa untuk mengadopsi dan mempraktikkan akronim ANAK: Berkomunikasi, Membantu, Berinvestasi, Mencintai, dan Berbakti.
Vosarogo mengatakan tindakan sederhana namun kuat ini dapat menjadi pilar dalam menciptakan lingkungan yang mendukung dan mengasuh anak-anak kita.
Ia menambahkan, marilah kita bersumpah untuk menciptakan dunia di mana setiap anak merasa aman, dihargai, dan diberdayakan untuk melukiskan kisah sukses mereka sendiri.(*)