Jayapura, Jubi-Fiji Women’s Crisis Center kecewa dengan sikap yang diambil Perdana Menteri dan Pemerintah Fiji dalam konflik Israel-Palestina. Pernyataan ini sangat berbeda dengan sikap yang diambil Perdana Menteri beberapa hari lalu dimana beliau menyerukan diakhirinya kekejaman dan kekerasan “ konflik tanpa memihak.”
Koordinator FWCC, Shamima Ali mengatakan mereka menyerukan kepada masyarakat Fiji untuk berdoa dan mengadvokasi perdamaian dan non-kekerasan. Karena tidak ada alasan atau memaafkan kekejaman yang dilaporkan oleh kedua pihak.
“Perdana Menteri Sitiveni Rabuka dalam pernyataan sebelumnya mengatakan bahwa dia mendukung Israel yang memiliki hak untuk membela diri dan rakyatnya,”demikian dikutip jubi.id dari fijivillage.com, Jumat (13/10/2023).
Rabuka juga menyebutkan bahwa Fiji berdiri teguh bersama Negara Israel dan menegaskan hak tegasnya untuk mempertahankan diri dari serangan tanpa pandang bulu, sebagaimana diizinkan oleh hukum internasional.
Ali mengatakan krisis ini mempunyai dampak buruk terhadap semua orang karena banyak nyawa melayang dan ketika terjadi perang, kelompok yang paling rentan adalah perempuan, anak perempuan, dan orang tua.
Dia lebih lanjut mengatakan sebagai bagian dari gerakan perempuan feminis global, mereka mendesak para pemimpin dunia termasuk para pemimpin perempuan dan PBB untuk melakukan negosiasi perdamaian dan non-kekerasan serta memulai pembicaraan damai dengan Israel dan Palestina.
Mereka juga mendesak para pemimpin dunia untuk tidak memihak yang hanya akan mendorong eskalasi perang ini.
Dia menambahkan hati dan doa mereka menyertai mereka yang menanggung dampak buruk yang memilukan dari perang ini.(*)
Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!