Jenderal Douglas MacArthur, dari Brisbane ke Base F Finschaven PNG dan Base G Hollandia

Jenderal Douglas MacArthur
Pendaratan tentara Sekutu di Pantai Hamadi, 22 April 1944. - Jubi/Dok WW2 USA

Jayapura, Jubi – Jenderal Douglas MacArthur, Panglima Tertinggi Pasukan Sekutu di Pasifik Barat, telah meninggalkan Manila dan tinggal di Alice Spring, Australia. Mac Arthur kemudian menjadikan markas Sekutu Amerika di Brisbane Australia.

Jepang setelah menghancurkan Pearl Harbour, 7 Desember 1941, berlanjut ke Filipina dan masuk ke Hollandia pada 19 April 1942.

“April musim teduh di Teluk Humboldt atau Yos Sudarso sekarang, dan tak gelombang berarti,” tulis Arnold Mampioper dalam buku berjudul Jayapura Ketika Perang Pasifik, 1972.

Namun saat perang berkecamuk antara Jepang dan Sekutu Amerika Serikat di Hollandia, warga Kajoe Pulo mengungsi ke Kampung Ormu.

“Kami mengungsi ke sana,” kenang mendiang Pdt Silas Chaay, warga kampung Kajoe Pulo.

Jepang dibawah Vice Admiral Endo dari Armada VIII dan IX dibawah pimpinan Panglima Angkatan Darat dibawah Jenderal Inada. Hampir sebagian besar armada ini berasal dari Wewak Papua Nugini. Jepang juga telah membangun markas di Vanimo, Papua Nugini, dekat dengan Hollandia, kota Jayapura sekarang.

Selanjutnya pada 6 Mei 1942, Jepang mulai membangun pangkalan utama di Hollandia dan memilih wilayah Abe di Kampung Nafri sebagai markas utamanya. Dua kapal perang Jepang masuk ke Teluk Humboltd membawa pasukan Marinir dan pasukan infantri Jepang.

Mengutip laporan intelijen Amerika Serikat menyebut diduga ada dua resimen infanteri dan satu resimen Marinir.

Militer Jepang mulai mengkoordinir warga (kerja paksa) untuk membangun jalan jalan darat dari Abepura ke Vim, Waena sampai ke pangkalan udara di Sentani dan Doyo.

Jepang membangun tiga landasan pacu, dua terbesar di Sentani dan satu di Doyo. Selain itu mendirikan gudang-gudang di Abepantai, Hamadi, Teluk Imbi, dan Kota Baru pantai.

Markas terbesar jelas terletak di Abepantai di mana pemerintah Jepang mambangun tugu pendaratan tentara Jepang di Abepantai dekat Kampung Nafri. Pendudukan tentara Jepang Armada VIII dan IX tinggal membangun pangkalan di Hollandia sejak April 1942 sampai 1943. Pasalnya pada 1943 Jepang telah membangun pangkalan di Hollandia bersama persiapan di Vanimo dan Buna Papua Nugini sambil menunggu waktu yang tepat menyerang negara Kangguru Australia, markas besar Jenderal Douglas MacArthur.

Pertempuran laut koral (coral sea war) di Papua Nugini menjadi titik awal perang dasyat setelah Guadalcanal di Solomon Island.

Jenderal Douglas MacArthur
Tugu pendaratan tantara Sekutu di Pantai Hamadi, Kota Jayapura. – Jubi/Dam

Pagi hari, 29 November 1943 di Brisbane, Australia. Mayor Jenderal Robert Eichenberger, perwira tinggi Komando Gabungan Sekutu di Pasifik Barat Daya, mendadak dibangunkan dari tidurnya. Ia mendapat perintah dari Mac Arthur untuk ke Port Moresby. Penulis buku Jungle Road to Tokyo itu harus berangkat dan bertempur serta memimpin pasukan di Buna Papua Nugini.

Pertempuran Buna–Gona adalah bagian dari kampanye Nugini di Teater Pasifik selama Perang Dunia II. Saat ini di Port Moresby wilayah Kokoda Track menjadi lokasi wisata sejarah.

Pertempuran di Buna berlangsung dari 16 November 1942 hingga 22 Januari 1943. Pertempuran itu dilakukan oleh pasukan Australia dan Amerika Serikat melawan Jepang di pantai Buna, Sanananda, dan Gona.

Buna adalah sebuah desa di Provinsi Oro, Papua Nugini. Itu adalah situs sebagian, dari Pertempuran Buna–Gona selama Perang Dunia II. Pada 14 Desember 1943 pertempuran di Buna selesai dan sukses.

Setelah menaklukan Buna dan base F Finscaven, Lae pasukan Sekutu pimpinan General Douglas MacArthur mengarahkan serangan ke Hollandia. Militer Jepang sudah membangun pangkalan di Vanimo dan Aitape Papua Nugini serta markas di Abe Pantai, Nafri, Hollandia Nugini Belanda.

Serangan ke barat, merebut Hollandia (kini Jayapura) dan Sentani, sebagai satu kesatuan pangkalan utama Dai Nippon di Nugini-Belanda. Letnan Charles M Pride Divisi Kavaleri Pertama Sekutu di Hollandia menuturkan Hollandia dan Nugini adalah tempat yang tidak menyenangkan.

Walau pemandangan alam dan pantai yang indah. Ternyata tentara Amerika Serikat harus minum obat anti malaria (atabrina) hingga membuat kulit mereka menguning.

Cuaca yang buruk ketika tidak hujan, panas, dan lembab sehingga sulit tidur di malam hari. Sebaliknya jika hujan, hutan lumpur dan hutan rawa membuat sepatu lars mereka tertanam di lumpur tanah hutan tropis.

Letnan Pride tak memungkiri kalau laut dan pantai di Hollandia sangat indah dan sangat menarik bagi tentara sekutu untuk berenang melawan penat selama perang berkecamuk di Hollandia. Tak heran kalau ada pos pos militer di Skyland dekat bangunan gereja sekarang

Jika pangkalan utama di Hollandia tidak dihancurkan kekuatan Jepang akan makin melebar ke timur dan siap menyerbu Australia.

”Untuk melumpuhkan Jepang, satu-satunya cara rebut Hollandia,” kata MacArthur kepada Bob dan staf inti pada 3 Maret 1944 di Brisbane Australia.

Jenderal Douglas MacArthur
Tugu MacArthur di Ifar Gunung, Sentani, Kabupaten Jayapura. – Jubi/Dam

Mendahului pendaratan pasukan infantri dan mariner Amerika Serikat di Hollandia pada 30 dan 31 Maret serta 5, 12, dan 16 April 1944, terjadilah serangan bom yang mematahkan pertahanan Jepang di Hollandia dan sekitarnya.

Hari itu Hollandia berubah menjadi neraka. Sebanyak 1200 pesawat pesawat bomber melontarkan segala jenis amunisi maut untuk membakar dan memorakmorandakan kota di tepi Teluk Humboldt dan Teluk Youtefa itu sebelum kembali ke pangkalan di wilayah Nugini-Australia dan di cruiser (kapal penjelajah).

Selanjutnya pesawat pembom B-29 melepaskan bom di atas pangkalan udara Jepang di Sentani.

”Pesawat tempur terbang di atas permukaan Danau Sentani dan banyak bom dilepaskan. Kita berlarian sembunyi di dusun sagu. Amerika memang banyak melepaskan bom,” kenang Hans Roberth Ohee, warga Kampung Asei.

Ia menambahkan beruntung banyak bom tidak meledak di hutan sagu yang berawa itu.

Pangkalan udara Jepang di Sentani dan Doyo akhirnya hancur. Sebanyak 340 pesawat tempur jenis zero hancur. Ironisnya, hanya 25 pesawat yang masih utuh di apron pangkalan militer Jepang di Sentani.

Amerika mulai melakukan serangan ke Hollandia hampir sebulan penuh. Perlawanan 11.000 tentara Jepang sia-sia. Pasalnya serangan dilakukan pula dari Teluk Tanah Merah, Depapre. Apalagi adanya Operasi Pendaratan 50.000 pasukan tempur, 80.000 pasukan bantuan, dengan 217 kapal berbagai jenis dari Armada Amerika di pantai Teluk Humboldt dan Youtefa.

Setelah pasukan Amerika Serikat berhasil menguasai Hollandia, tepat 22 April 1944, jenderal berusia 64 tahun, Douglas MacArthur, mendarat di Hollandia. Ia turun dengan gagahnya dari sebuah landing ship tank di pantai Hamadi. Gempuran ke Hollandia termasuk terbesar di Pasifik. Bayangkan di Teluk Humboldt dan Youtefa lebih dari 1000 unit segala jenis besar kecil mesin perang mendarat di tepi dua teluk yang berdampingan di depan Kota Hollandia. Terdapat pula, 217 kapal perang lepas jangkar di sana. Wartawan perang menyebutkan, ketika lampu-lampu kapal menyala, tampak bagaikan “Sebuah kota di laut”.

Tercatat lebih 4.000 tentara Jepang tewas dan 650 tertawan, sedangkan Amerika dan sekutunya kehilangan 159 tentara.

Tugu pendaratan sekutu di Hamadi menjadi saksi sejarah dengan bertuliskan “ALLIED FORCES LANDED IN APRIL 22, 1944.” Hari itu Kota Hollandia menjadi ramai dengan tentara 250.000, dari hanya 100.000 sebelumnya. Barak militer pun mulai dibangun dari Hamadi, Teluk Humboltd sampai markas di Ifar Gunung, markas Armada VII Amerika Serikat.

Penjaga tugu pendaratan di Hamadi, Johanes Tecuari, menuturkan Hamadi saat itu menjadi pangkalan militer Angkatan Laut Sekutu sedangkan di Ifar Gunung adalah markas angkatan darat Sekutu di bawah pimpinan Mac Arthur.

Selanjutnya General Douglas MacArthur membangun rumah dan pangkalan militer di Ifar Gunung di bawah kaki gunung Cycloop. Di sanalah MacArthur menyusun rencana menyerbu Sarmi, Biak, Morotai, dan Manila serta Tokyo, Jepang. (*)

Comments Box

Dapatkan update berita terbaru setiap hari dari News Room Jubi. Mari bergabung di Grup Telegram “News Room Jubi” dengan cara klik link https://t.me/jubipapua , lalu join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
banner 400x130
banner 728x250