Jayapura, Jubi – Mantan striker gaek Persipura, Beto Gonzalves, yang kini memperkuat klub berjuluk Badai Pasifik, jelas akan berpengaruh kepada pemain muda Malvin Rumere yang pernah merumput di Liga 2 Selandia Baru.
Beto sendiri mengaku merasa senang bergabung dan bisa mencetak gol bagi kemenangan tim PSBS Biak.
Untuk menentukan pemain berlaga sangat tergantung kepada pelatih kepala Hendri Susilo dan para asistennya, dalam bermain pada Senin (11/9/2023) melawan tim asuhan Eduard Ivakdalam, Persewar Waropen, dengan skor telak 3-0 di Stadion Cenderawasih Biak.
Berbeda dengan pelatih Persipura, Tony Ho, yang lebih banyak menurunkan pemain muda, bahkan pemain senior seperti Yan Piet Nasadith duduk di bangku cadangan, selebihnya hampir sebagian besar pemain muda plus Tinus Pae sebagai kapten.
Hasilnya lumayan bagus, Tinus Pae dan kawan-kawan berhasil mencuri satu poin berkat gol tunggal Elisa Basna. Ian Kabes, kapten Persipura, meski ikut tim tapi tak bermain karena cedera otot dan tidak diturunkan.
Lalu bagaimana dengan nasib pemain muda jebolan Liga 3 dan Liga 2 Selandia Baru, Malvin Rumere?
Ia bahkan tak diturunkan dalam pertandingan pembuka saat tim Napi Bongkar melawan Persewar Waropen. Mungkin pelatih menganggap ini pertandingan awal dan penting sehingga lebih percaya menurunkan dua striker Brasil, Beto Gonzalves dan Alexandro Ferreira.
Kedua pemain asal Brasil mencetak gol bagi kemenangan tim berjuluk Badai Pasifik ini. Beto cetak satu gol sedangkan Alexandro Ferreira dua gol berakhir dengan kartu merah.
Penyerang asing asal Brasil ini mendapat hadiah kartu merah mungkin menjadi peluang bagi pemain muda Malvin Rumere bisa beraksi.
Pasalnya, selama dua pertandingan nanti, jelas Alexandro Ferreira tidak bermain. Mungkinkah pelatih Hendro Susilo dan asisten pelatih Erol Iba dan Elly Aiboy memberikan kepercayaan kepada Melvin Rumere yang baru pertama kali merasakan atmosfir Liga 2 di kompetisi sepak bola di Indonesia.
Pengamat sepak bola, Ferdinando Fairyo, bilang ini baru pertandingan perdana. Kestabilan tim akan dilihat pada lima sampai enam pertandingan selanjut.
Menurut Dr Daniel Womsiwor, MKes dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Universitas Cenderawasih (Uncen) secara fisik tim berjuluk Badai Pasifik baru mencapai 60 persen karena mereka sudah lebih dahulu melakukan persiapan hampir satu bulan.
“Padahal persiapan fisik dasar butuh pelatihan fisik umum selama 2,5 bulan sedangkan fisik dasar pesepak bola harusnya 2,5 bulan. Jadi total persiapan fisik harus dilakukan selama enam bulan. Kondisi ini jelas akan terlihat setelah babak kedua,” katanya.
Oleh karena itu, saran Womsiwor pemain senior di atas 35 tahun sebaiknya bermain tidak terlalu full minimal setengah pertandingan saja.
“Kalau dipaksakan pemain senior bermain jelas akan merugikan tim walau sebenarnya kehadiran mereka untuk memberikan semangat bagi pemain muda,” katanya. (*)