Jayapura, Jubi – Jaringan baru anggota parlemen untuk mendukung West Papua diluncurkan pada Kamis (12/5/2022) di Parlemen Eropa (UE), Brussels, Belgia. Pada pertemuan dan konferensi pers, International Parliamentarians for West Papua (IPWP) mengumumkan pembentukan cabang Uni Eropa yang baru ini.
Peluncuran ini dipandu oleh Carles Puigdemont MEP, mantan Presiden Pemerintah Catalonia dan Pernando Barrena MEP dari Negara Basque. Hadir juga dalam kegiatan ini, anggota Parlemen Inggris, Alex Sobel dan pimpinan oposisi Vanuatu, Ralph Regenvanu.
“Pada pertemuan ini para peserta mendengar tentang kemajuan United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) dan anggota parlemen berjanji untuk terus mendorong kunjungan Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia yang telah lama tertunda ke West Papua,” kata Benny Wenda, Ketua ULMWP.
Carles Puigdemont mengatakan West Papua dianeksasi oleh Indonesia pada tahun 1963. Sejak itu West Papua telah hidup di bawah rezim penindasan ekstrem yang mungkin memenuhi syarat sebagai genosida.
“Kami ingin menekan Uni Eropa untuk mengakui hak Papua Barat untuk menentukan nasib sendiri. Ini adalah hutang moral dan sejarah yang dimiliki orang Eropa terhadap orang-orang West Papua,” kata Puigdemont.
Peserta peluncuran cabang baru IPWP ini sempat menonton rekaman video yang menunjukan tindakan aparat keamanan Indonesia dalam menangani aksi penolakan pemekaran Papua yang terjadi beberapa hari lalu.
“Kami menuntut agar UE menghentikan pendanaan dan dukungan kelanjutan Otonomi Khusus dan Daerah Otonomi Baru di West Papua. Indonesia telah menyalahgunakan dana UE untuk membantu militernya membunuh rakyat saya. Semua investasi UE di West Papua harus ditangguhkan sampai Indonesia mengizinkan Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia ke wilayah tersebut,” kata Benny Wenda.
Di sisi lain, Pemerintah Indonesia menuding anggota Parlemen Uni Eropa menyebarkan hoax berkaitan dengan kegiatan peluncuran ini.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Teuku Faizasyah mengatakan, Pemerintah Indonesia memantau kegiatan yang menurutnya digelar di kompleks Parlemen Eropa di Strasbourg, Perancis, pada Kamis (12/5/2022).
”Bukan kegiatan resmi (Parlemen Eropa atau Uni Eropa) sehingga tidak memiliki signifikansi resmi,” ujar Teuku Faizasyah di Jakarta.
Lanjut Teuku Faizasyah, kegiatan itu didorong oleh dua anggota Parlemen Eropa, yakni Carles Puigdemont dan Pernando Barrena yang berasal dari Spanyol. Puigdemont adalah tokoh separatisme Catalonia, sementara Barrena tokoh separatisme Basque. Barrena pernah ditangkap karena terlibat upaya memisahkan sebagian Spanyol dan terlibat terorisme. Adapun Puigdemont pernah menjadi buronan Spanyol karena masalah separatisme.
Dengan latar belakang kedua orang itu, Indonesia menilai kegiatan dalam kompleks Parlemen Eropa tersebut tidak punya kredibilitas. Kegiatan itu lebih layak dianggap sebagai petualangan pribadi dan kolaborasi sesama separatis. (*)
Discussion about this post